Malut, Investigasi.news – Sore tadi saya mendapat undangan pembukaan Rapat Anggota Komisariat (RAK) HMI Komisariat Tarbiyah STAI Babussalam Sula Maluku Utara, di undangan tersebut ada tema sentral “Rekonstruksi Mindset Kader Dalam Memilih Pemimpin Yang Ideal”, melihat tema ini tergugat hati ini untuk sekedar menorehkan beberapa pikiran sederhana dalam bentuk konsep minimal menjadi bahan bacaan sekaligus acuan bagi peserta RAK untuk memilih ketua komisariat.
Sebagai organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir kader untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan. Dalam menghadapi realitas sosial dan politik saat ini, HMI perlu melakukan rekonstruksi mindset kader agar lebih kritis, berintegritas, dan berorientasi pada kesejahteraan umat. Berikut adalah beberapa langkah dalam rekonstruksi mindset kader HMI dalam memilih pemimpin yang ideal:
1. Pemahaman Mendalam tentang Nilai-nilai Keislaman
HMI berdiri atas dasar Islam sebagai rahmatan lil โalamin, sehingga kader harus menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam memilih pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah yang memiliki akhlak mulia, sifat adil, dan kemampuan untuk menjalankan kepemimpinan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menekankan kejujuran, tanggung jawab, dan keberpihakan pada keadilan sosial. Kader HMI perlu memahami bahwa memilih pemimpin yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab mereka sebagai umat Islam.
2. Mengutamakan Integritas dan Kejujuran
Dalam rekonstruksi mindset kader HMI, integritas harus dijadikan tolok ukur utama. Pemimpin ideal adalah mereka yang memiliki kejujuran dan transparansi dalam setiap tindakannya. Kader harus membangun kesadaran bahwa pemimpin yang berintegritas adalah sosok yang tidak tergoda dengan kepentingan pribadi atau golongan, melainkan memprioritaskan kebenaran dan kesejahteraan masyarakat. Ini sejalan dengan misi HMI untuk mencetak kader yang memiliki moralitas tinggi.
3. Kritis dalam Menilai Visi dan Misi Pemimpin
Kader HMI perlu terbiasa berpikir kritis dalam mengevaluasi visi dan misi pemimpin yang akan dipilih. Visi dan misi yang ideal bukan sekadar janji politik, tetapi rencana konkret yang mampu menjawab tantangan sosial, ekonomi, dan pendidikan di Indonesia. Kader harus mampu melihat mana pemimpin yang memiliki rencana jangka panjang yang realistis dan mana yang hanya mengutamakan popularitas.
4. Memprioritaskan Kepentingan Umat dan Bangsa di Atas Kepentingan Pribadi atau Kelompok
Salah satu nilai utama HMI adalah perjuangan untuk kesejahteraan umat dan bangsa. Dalam memilih pemimpin, kader harus memastikan bahwa calon pemimpin mampu mengedepankan kepentingan masyarakat luas, bukan hanya kepentingan pribadi, partai, atau golongan tertentu. Kader yang telah mengalami rekonstruksi mindset akan menilai pemimpin dari sejauh mana mereka mampu berkontribusi bagi kemaslahatan umat.
5. Berorientasi pada Keberlanjutan dan Inovasi
Kader HMI perlu memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap inovasi dan perubahan yang dibawa oleh calon pemimpin. Rekonstruksi mindset ini menuntut kader untuk tidak terjebak pada cara berpikir lama yang mungkin sudah tidak relevan. Pemimpin ideal harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, visioner, serta berkomitmen untuk menerapkan inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
6. Menumbuhkan Sikap Empati dan Peduli terhadap Masyarakat
Kader HMI didorong untuk mencari pemimpin yang memiliki empati terhadap kondisi masyarakat dan peka terhadap isu-isu sosial. Pemimpin yang ideal adalah yang mau turun langsung mendengar suara rakyat, bukan hanya berorientasi pada kepentingan politik semata. Mindset empati ini penting bagi kader HMI untuk memastikan bahwa pemimpin yang dipilih benar-benar peduli dan bersedia memperjuangkan kepentingan masyarakat kecil.
7. Menjunjung Nilai-nilai Kebangsaan yang mengutamakan keislaman sekaligus nasionalisme, HMI perlu menanamkan pada kadernya bahwa pemimpin ideal adalah mereka yang juga cinta tanah air, memiliki semangat nasionalisme, dan siap menjaga keutuhan NKRI. Kader harus memilih pemimpin yang menghormati keberagaman, menjaga persatuan, dan mencegah segala bentuk intoleransi.
Dengan rekonstruksi mindset ini, kader HMI khususnya di komisariat Tarbiyah STAI Babussalam Sula Maluku Utara akan memiliki standar yang lebih tinggi dalam memilih pemimpin, yaitu sosok yang tidak hanya memenuhi syarat formal, tetapi juga mencerminkan keislaman yang rahmatan lil โalamin, berintegritas, dan memiliki semangat pengabdian kepada umat serta bangsa.
Yakin Usaha Sampai.
Oleh: Mohtar Umasugi
(Kordinator Presidium MD KAHMI Kepulauan Sula)