Penulis: Hasneril, SE
Kemaren adalah hari dimana santri baru masuk bagi pondok pesantren Alquran Darul Inqilabi Lubukbasung.
Saya masih teringat gimana rasanya mengantarkan anak ke pondok lebih-lebih anak pertama, itu sangat sulit karena belum pernah berpisah, sebelum acara dimulai saya lihat wajah ayah dan bunda santri satu persatu, wajah ayah bunda bersinar-sinar ada wajah kesedihan terlihat, ada yang tersenyum bercampur haru.
Saya masih ingat dulu waktu anak pertama masuk pondok hampir tiap hari saya ingat karena dia mondok di daerah Bogor, pernah suatu hari saya lihat di SD tempat sang anak sekolah dulu mirip dengannya,kalau ke kantor saya berusaha lewat ke sekolah SD nya karena lihat anak itu lepas kerinduan, dua bulan sang anak di pondok saya datang ke pondok, dan setelah bertemu dengan anak dan tidak banyak yang dibicarakan kalau banyak bicara sedih datang sendiri dan sang anak nanti minta pulang itu yang terpikir setelah sama anak saya minta waktu sama umi pimpinan pondok untuk menanyakan berkembang an anak di pondok, maklum anak pertama,perempuan ,belum pernah pisah,
Apa jawab umi, bapak jangan sering ingat-ingat anaknya kalau bapak sering ingat dia juga akan ingat bapak dan berpengaruh ke pendidikannya.
Semenjak itu saya berusaha untuk tidak terus ingat anak supaya anak tidak bercabang pikirannya dalam belajar,
Setelah beberapa bulan lagi saya mampir ke pondok, sudah banyak perobahannya ,sebelumnya kurang semangat terlihat murung dan menanyakan kapan libur, waktu kunjungan ke dua sudah ceria dan sudah cerita-cerita tentang pelajaran dan cerita tentang teman-temannya pada baik-baik, bahkan dia bilang ayah kakak tidak pulang libur ya ,simpan saja uangnya buat ikhlas masuk pondok kesini nanti, waktu itu ekonomi kami memang sedang sulit karena usaha sedang bangkrut besar,saya berusaha menghiburnya terus supaya libur dua bulan lagi pulang, dia tetap bilang ngak usah lah, disini terlihat dia sudah cinta pondok ..
Terus anak ke dua juga mondok di Bogor tapi beda pondok dengan kakaknya, karena sudah pengalaman dengan anak kedua ,lanjut anak ke tiga juga mondok tidak ada masalah, dan hari ini si bungsu Muhammad Ismail Hasan yang mondok di Lubukbasung, walaupun mondok di lubukbasung tetap juga ada rasa sedih berpisah dengannya , karena dia anaknya ceria, sangat penyayang sama siapa saja ,sangat hormat sama saudara yang lain, dulu Ismail ingin mondok di Serang Propinsi Banten rencana tapi setelah dilihat perkembangan pondok Pesantren Alquran Darul Inqilabi Lubukbasung,ditanya dimana mau mondok ,Ismail bilang di Mana ayah bunda bilang di situ Ismail Mondok, itu sama dengan abang dan kakak-kakaknya dulu dimana di tunjuk ayah dan bunda itulah yang terbaik.
Kemaren setelah semua santri lengkap acara dimulai,dalam sambutan saya menceritakan sedikit tentang gimana kisah saya diwaktu memasukan anak pertama ke pondok dulu.
Pertama saya sampaikan jangan sering-sering anak diingat karena dia juga akan ingat ayah dan bundanya, dan pikirannya akan bercabang dan pelajaran susah untuk tersimpan, kedua jangan sering-sering dilihat ke pondok dan lihatlah dia waktu yang telah ditentukan oleh pondok, ketiga diwaktu melihat jangan pernah menjanjikan akan datang lagi dan ini akan di ingat terus dan kalau tidak datang dia akan kecewa pada ayah dan bunda ,dan di pondok dia akan sering murung.
Bila datang melihat anak jangan pernah ceritakan padanya, seperti kemaren pergi jalan-jalan sama adiknya atau abangnya ,atau pergi makan-makan,ini juga berpengaruh pada mentalnya dia mengira di pondok ini hukuman.
Diakhir pertemuan diminta kepada seluruh santri baru untuk minta restu sama ayah dan bundanya dan minta di doakan supaya betah di pondok, yang akan membela Agama Allah dan pencinta Alquran, kelak menjadi anak yang soleh dan soleha di akhirat kelak yang akan mengalungkan mahkota pada ayah dan bundanya di sorga kelak. Amin
#Ayahbundajanganmenangisya.
Lebih baik menangis sekarang berpisah dengan buah hati, dari pada menangis nanti melihat sang buah hati tidak tahu apa-apa.