Jakarta, Investigasi.news – Kecurangan Pilpres 2024 yang menangkan sala satu Paslon melalui tahapan – tahapan sistematis telah dilakukan. Dimulai dari pengaturan Website dan Aplikasi Dasbord Sirekap Pemilu, hingga metode pencocokan suara antara Quick Count dan input C1.
“KPU telah mengakui kesalahan dalam sirekap. Form C Hasil yang diperoleh disetiap TPS terdapat penambahan suara pada paslon tertentu.” Ungkap Rusdianto Samawa Ketua Umum DPP Gema Pelaut AMIN.
Timnas AMIN melalui Tim IT telah melakukan uji forensik yang membuktikan bahwa algoritma aplikasi sistem sirekap KPU secara sengaja menangkan pasangan Prabowo – Gibran.
Kemudian, KPU memakai fasilitas manual hitung secara bertingkat. Hal itu dilakukan karena seluruh instrumen curang sudah diketahui secara luas. Atas keputusan Hitungan Manual itu tak bisa leluasa melakukan kecurangan, kini KPU menunda perhitungan manual secara berjenjang di setiap kecamatan.
Hasil rekap suara timnas AMIN diprediksi capai.46,85% suara berdasarkan jumlah sebaran pemilih dan dokumen C Hasil. Pasangan AMIN optimis dalam hitungan real count untuk bertarung pada putaran kedua yang digelar bulan Juni nanti.
Lebih lanjut, Rusdianto katakan KPU jangan bersikap dingin dan menggiring paslon 01 dan 03 menyelesaikan perselisihan pemilu. Karena, kami sudah paham bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) itu the killing field (ladang pembantaian). Ungkap Rusdianto
Rusdianto menegaskan bahwa apapun yang terjadi atas kejanggalan, kecurangan dan keculasan pada pemilu 2024, maka Gema Pelaut AMIN bersikap meminta dan mendesak KPU lakukan audit forensik sistem Sirekap. tegasnya
Ketua Umum Gema Pelaut, Rusdianto Samawa, juga menolak hasil hitung cepat Quick Count, meminta agar oknum KPU yang terlibat dalam manipulasi penipuan hak suara rakyat untuk segera di tangkap, baik yang berada di TPS, KPPS, Saksi, dan Komisioner KPU.” tegasnya
Rusdianto Samawa, juga meminta Panwaslu dan KPU agar segara diskualifikasi pasangan 02 dan KPU secepatnya memperbaiki mekanisme penghitungan yang penuh keadilan sehingga tercipta pemilu yang jujur dan penuh nilai moral yang substantif.” Ungkap Rusdianto
Akhiri wawancara, Rusdianto mengajak masyarakat Indonesia untuk menilai pemilu 2024 sebagai replika sistem politik yang harus diperbaiki. Karena Indonesia negara yang baik dan menjunjung tinggi nilai moral. Maka kedepan, harus lebih baik pemilunya sebagai penjaga hak kedaulatan rakyat.” tutup Rusdianto. Rusdi