Taliabu, Investigasi.news – Pasangan calon nomor urut 2, CPM-UTU, menggelar kampanye di Desa Loseng, Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu. Kampanye pada Selasa, (10/11) itu nama Institusi Polri dan Bhayangkari juga di libatkan dalam orasi politik.
Citra Puspasari Mus (CPM), sebagai calon bupati dari pasangan ini, menarik perhatian karena membawa nama Bhayangkari dalam orasinya. CPM, yang dikenal sebagai istri anggota Polri di Polres Pulau Taliabu, membuat pernyataan yang dianggap kontroversial.
Dalam kampanye tersebut, CPM menyatakan dirinya adalah satu-satunya anggota Bhayangkari aktif di Indonesia yang maju sebagai calon bupati.
“Yang ada di muka ini ni, informasi jelas, biar busuk-busuk begini ibu Bhayangkari aktif,” tegas CPM dalam orasi politiknya.
Ia juga menyebut bahwa harga diri institusi Polri berada padanya. Menurutnya, sebagai satu-satunya kandidat bupati dari kalangan Bhayangkari. Pernyataan itu sontak mendapat respons beragam dari masyarakat yang hadir.
“Satu-satunya ibu Bhayangkari yang jadi calon bupati sekarang hanya Citra Mus,” ucap CPM dengan percaya diri. “Jangan main-main, harga diri polisi ada di CITRA Mus sekarang ini,” tambahnya lagi, menekankan posisinya di tengah masyarakat.
Pernyataan CPM menuai perhatian, terutama karena kampanye politiknya melibatkan identitas sebagai anggota Bhayangkari. Beberapa warga menilai pernyataan itu terkesan melibatkan institusi negara dalam kampanye, yang dianggap kurang sesuai dalam konteks politik lokal.
Sebagian pihak mempertanyakan tujuan pernyataan tersebut, melihat relevansi institusi Bhayangkari dan Polri dalam kampanye. Penggunaan identitas ini dipandang berpotensi mempengaruhi persepsi publik, seolah institusi ikut mendukung pencalonannya, meskipun tidak ada pernyataan resmi.
Kontroversi ini pun menambah dinamika politik di Taliabu, di mana berbagai isu muncul menjelang pemilihan. Sikap CPM ini diharapkan menimbulkan kesadaran akan pentingnya netralitas dalam kampanye serta menjaga profesionalisme institusi negara.
(Red)