Tekan Angka Stunting dan KEK, Pemkab Pessel Melalui Dinkes Kembangkan Program PMT

More articles

spot_img

Pesisir Selatan, Investigasi.news – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui Dinas Kesehatan mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk menekan angka stunting dan KEK di Pesisir Selatan. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, Selasa (12/7).

Syahrizal Antoni, lebih lanjut menjelaskan, pemberian makanan tambahan bagi balita ini dilakukan melalui petugas puskesmas di wilayah tugas masing-masing.

“Walau mendapatkan bantuan PTM, namun kita tetap menegaskan kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan orang tua balita agar terus memperhatikan pemenuhan gizi bagi anaknya. Ini penting dilakukan guna menghindari anak tidak menjadi stunting,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa kegiatan PMT itu juga dilakukan pihaknya melalui petugas Puskesmas Kayu Gadang pada Jumat (8/7) lalu.

Dia berharap melalui upaya itu, target penurunan angka stunting sebesar 21,1 persen tahun 2022 ini bisa tercapai.

“Makanya saya berharap bantuan PMT ini akan terus dimaksimalkan, karena dinilai sangat bermanfaat terhadap perkembangan janin maupun ibu hamil,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Kayu Gadang, Kecamatan Sutera, Darma Santi, ketika dihubungi menjelaskan bahwa untuk lebih memaksimalkan hasil yang dicapai, sehingga selain melakukan PTM, pihaknya juga memberikan tablet tambah darah kepada ibu hamil di wilayah kerjanya itu.

“Pemberian PMT ini sebagai bentuk kepedulian kepada balita dan ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Gadang. Tujuannya adalah untuk memberikan gizi terbaik. Saya berharap bantuan seperti ini bisa terus didapatkan oleh, karena dinilai sangat bermanfaat bagi perkembangan janin maupun ibu hamil,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa PMT bagi balita itu adalah dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu dengan memperhatikan aspek keamanan pangan, serta juga mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

“Selaian PTM, kita juga melakukan pemulihan dan penyuluhan terhadap zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

Dia menjelaskan bahwa masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut.

Indonesia saat ini masih menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk Kurang Energy Protein (KEP), kurang vitamin A, anemia dan gangguan akibat kurang yodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung, hipertensi, dan lainnya.

“Gizi kurang juga menjadi salah satu faktor penyebab kematian bayi. Oleh sebab itu, maka untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi tersebut, pemerintah mengembangkan program PTM sebagaimana juga dilakukan di wilayah Puskesmas Kayu Gadang Lumpo ini,” timpalnya.

Mc/Sc

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Latest

spot_img