Menakar Kapasitas Pemimpin di Era Baru

More articles

Malut, Investigasi.News- Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HPMS) kembali memasuki fase penting: memilih ketua umum baru lewat kongres HPMS ke 4 tanggal 22 Desember 2025 di Ternate. Dalam konteks organisasi yang terus bergerak menghadapi perubahan zaman, pertanyaan paling mendasar muncul kembali: siapakah sosok yang benar-benar siap memimpin?

Di tengah dinamika internal dan tuntutan eksternal yang semakin kompleks, HPMS membutuhkan figur yang tidak sekadar populer atau lantang berbicara, tetapi pemimpin visioner yang teruji—baik secara intelektual, moral, maupun sejarah.

Keragaman anggota, pola pikir, dan afiliasi membuat HPMS menjadi organisasi yang kaya dinamika. Di titik inilah dibutuhkan pemimpin yang mampu bekerja dengan kepala dingin, merangkul tanpa memihak, dan memutuskan tanpa terjebak kepentingan pribadi.

Kemampuan mengelola program, menjaga transparansi, mengatur sumber daya, hingga menyelesaikan konflik internal adalah syarat minimal yang harus dimiliki Ketua PP HPMS ke depan.

Organisasi sebesar HPMS tidak dapat dititipkan kepada sosok yang hanya menghadirkan seremonial tanpa kapasitas substantif.

Di luar organisasi, dunia terus bergerak cepat. Digitalisasi, dinamika pendidikan tinggi, isu-isu kebijakan daerah, hingga relasi kelembagaan menuntut HPMS hadir sebagai organisasi yang aktif dan cerdas dalam membaca perubahan.

Pemimpin HPMS harus mampu: membangun jaringan strategis, berdiplomasi dengan lembaga publik dan privat, serta memperkuat posisi HPMS sebagai mitra kritis pemerintah dan masyarakat. Tanpa kemampuan adaptif, HPMS akan kehilangan daya tawarnya di ruang publik.

Besarnya organisasi HPMS menuntut pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bersih. Integritas adalah modal moral yang menentukan apakah sebuah organisasi akan dihormati atau justru diragukan publik.

Ketua PP HPMS ke depan harus menjalankan organisasi dengan prinsip: akuntabilitas, transparansi, konsistensi, serta keberanian mengambil keputusan yang benar meski tidak populer. Integritas bukan sekadar ornamen; ia adalah jantung kepemimpinan.

Pemimpin HPMS juga memikul satu tanggung jawab yang sering kali terlupakan: tanggung jawab moral dan sejarah atas pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula.

HPMS sebagai salah satu bagian dari gerakan intelektual Sula memiliki posisi strategis untuk memastikan bahwa cita-cita pemekaran—yakni percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sula—tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi terus diperjuangkan dalam praksis sosial hari ini.

Seorang Ketua PP HPMS harus mengingat bahwa pemekaran Sula bukan sekadar dokumen administratif, tetapi hasil perjuangan panjang tokoh-tokoh daerah. Karena itu, pemimpin HPMS wajib menjaga visi besar itu:

1. memperjuangkan pemerataan pembangunan,

2. memastikan pendidikan dan ekonomi masyarakat menjadi prioritas,

3. serta mendorong pemerintah daerah untuk tetap berada di jalur kesejahteraan publik.

Inilah tanggung jawab historis yang harus melekat pada pemimpin visioner: memahami masa lalu untuk memperjuangkan masa depan.

Pemimpin HPMS tidak cukup hanya aktif di permukaan. Ia harus mampu menyusun arah gerak organisasi ke depan yakni: merancang agenda strategis, membangun kultur intelektual, menyiapkan generasi kader yang kritis, serta memperkuat peran HPMS dalam isu pembangunan Sula.

Pemimpin yang tidak memiliki visi akan membuat organisasi berjalan tanpa arah dan kehilangan ruh perjuangan.

Menentukan Ketua PP HPMS bukan perkara siapa yang dekat, siapa yang ramai dibicarakan, atau siapa yang paling sering tampil. Penilaian harus dilakukan secara objektif dengan mempertimbangkan: kapasitas intelektual dan manajerial, kemampuan adaptif-eksternal, integritas yang kuat, visi yang terukur, serta kesadaran atas tanggung jawab moral dan sejarah bagi kesejahteraan masyarakat Sula.

HPMS membutuhkan pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan, dan tetap berpijak pada sejarah perjuangan daerah. Pemimpin visioner yang teruji adalah mereka yang memahami tanggung jawab moral untuk memastikan cita-cita kesejahteraan masyarakat Sula tidak terhenti di masa lalu—melainkan terus diperjuangkan di masa sekarang.

Oleh: Mohtar Umasugi

- Advertisement -spot_img

Latest