Batam, Investigasi.news — Suasana santai di Harbour Bay Seafood, Batuampar, Kamis malam (2/10/2025), berubah menjadi forum strategis yang penuh optimisme. Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, dan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Halilul Khairi, bertemu dalam agenda nonformal, namun percakapan keduanya melahirkan kesepahaman penting: dunia akademik dan pemerintahan harus berjalan beriringan untuk mempercepat pembangunan daerah.
Bagi Amsakar, kolaborasi lintas institusi bukan sekadar pelengkap, tetapi keharusan. “Di era sekarang, pembangunan tidak bisa sendiri. Harus dilakukan bersama-sama,” ucapnya tegas.
Ia menilai, kehadiran lembaga pendidikan pemerintahan seperti IPDN krusial dalam memperkaya perspektif dan meningkatkan kualitas aparatur daerah. Silaturahmi ini, kata Amsakar, mesti menjadi pintu pembuka kerja sama konkret — mulai dari riset kebijakan, peningkatan kompetensi ASN, hingga replikasi model tata kelola modern.
Amsakar turut menyinggung geliat pariwisata Batam yang kini menjadi lokomotif ekonomi. “Dalam dua pekan terakhir saja, ada sejumlah agenda internasional. Sejak Januari, lebih dari satu juta wisatawan mancanegara datang ke Batam,” ungkapnya.
Dengan tren itu, Batam semakin mengukuhkan diri sebagai kota Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Pemerintah Kota bertekad menjaga momentum ini demi mewujudkan Batam sebagai kota madani yang tidak hanya berdaya saing, tetapi juga ramah investasi dan inklusif bagi masyarakatnya.
Rektor IPDN, Halilul Khairi, merespons hangat sambutan Pemerintah Kota Batam. Menurutnya, Batam memiliki kombinasi kekuatan ekonomi dan pariwisata yang jarang dimiliki kota lain.
“Batam adalah salah satu pintu utama pariwisata Indonesia setelah Bali dan Jakarta. Kedekatannya dengan Singapura jadi keunggulan besar,” ujarnya.
Halilul mengibaratkan potensi Batam seperti Paris, kota yang perekonomiannya ditopang oleh pariwisata. Ia juga menyoroti kiprah para alumni IPDN yang kini bertugas di Batam. “Mereka menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Kompetensi adalah kunci untuk memberikan kontribusi terbaik,” tambahnya.
Pertemuan malam itu ditutup dengan makan bersama di tepi laut — sederhana, namun bermakna. Bukan hanya soal santap malam, tapi tentang pesan persahabatan dan komitmen untuk menjaga ruang kolaborasi tetap terbuka.
Dari forum santai itu, lahir optimisme baru: Batam tengah menyiapkan babak baru pembangunan — bukan hanya dengan pembangunan fisik, tetapi juga penguatan kapasitas manusia melalui sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
Jika komitmen ini berlanjut, Batam tidak hanya menjadi kota industri atau kota wisata, tapi role model tata kelola modern di Indonesia.
Fransisco Crons

