Sudah Tiga Kali Hari Jadi Kota Sawahlunto Bangunan Warisan Dunia “GPK” Masih Terbengkalai

More articles

Sawahlunto, investigasi.news- Sudah 3 kali perayaan Hari Jadi Kota Sawahlunto, bangunan ikonik “Gluck Auf” atau Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) belum juga di renovasi atau dikembalikan kebentuk semula paska terbakar pada 3 November 2022 lalu. Padahal bangunan tersebut masuk sebagai gedung heritage warisan dunia UNESCO.

Setiap warga ataupun wisatawan yang melintas terus bertanya kapan GPK ini akan dibangun kembali. Masyarakat sangat menyayangkan hal ini tidak menjadi prioritas atau perhatian bagi pihak yang bertanggungjawab atas bangunan tersebut.
“Katanya warisan dunia, tetapi kok tidak jadi prioritas segera dibangun. Bahkan dengar- dengar bangunan itu ada asuransinya,” sebut Afrimen salah seorang warga Sawahlunto.

Dia juga menyebut, semestinya malu, sebagai warisan dunia yang telah diakui UNESCo, harusnya lebih peduli untuk merawat bangunan bersejarah itu, tidak dibiarkan saja seperti sekarang ini.
“Kini dibiarkan saja merusak pemandangan kota saja, terkesan tidak peduli, sudah 3 tahun lebih belum ada progresnya,” ungkap dia.

Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra dikonfirmasi media ini menyebut, pihak PTBA sebagai pemilik bangunan berjanji akan segera memulai pekerjaan tersebut.
“Pihak PTBA menyebut akan dimulai pengerjaan pada Desember ini. Kita akan terus tagih,” kata Wako Riyanda Putra.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Andre Rosiade saat kunjungan kerja ke Sawahlunto pada 11 Agustus 2025 lalu juga menyebut untuk pengerjaannya ( groundbreaking) dimulai Desember 2025. Dan Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra pun saat bertemu dengan dengan Dirut dan jajaran PT Bukit Asam pada 17 Maret 2025 lalu telah meminta pada Direksi PTBA untuk mempercepat renovasi GPK tersebut, namun hingga saat ini belum ada realisasinya.

Adapun GPK yang sekarang ini, sebelumnya merupakan gedung yang dibangun pada 1910 dengan nama ‘Societeit Gluck Auf’. Gedung ini merupakan gedung pertemuan atau tempat bersosialisasi, berkumpul para pejabat tambang Batubara Ombilin, pemerintah dari kalangan Eropa dan juga disebut ‘Rumah Bola’. Dan dan pada masa kemerdekaan RI, bangunan ini menjadi Gedung Pertemuan Masyarakat (GPM), pernah pula menjadi Bank Dagang Negara (BDN) atau Bank Mandiri hingga awal 2006. Tepat 1 Desember 2006 gedung ini diresmikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan.(Tumpak)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest