Desa Watukebo Bangun Kemandirian Pangan Lewat Ternak Ayam Petelur: Solusi Cerdas Lawan Kemiskinan dan Stunting

Baca Juga

Banyuwangi, Investigasi.news– Sebuah langkah inovatif digulirkan oleh Pemerintah Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Mengandalkan Dana Desa, mereka mengembangkan program peternakan ayam petelur sebagai solusi strategis penguatan ketahanan pangan sekaligus upaya nyata mengentaskan kemiskinan serta menekan angka stunting.

Tak sekadar sebagai unit usaha, program ini dirancang menyentuh langsung kebutuhan warga. Hasil telurnya didistribusikan rutin kepada kelompok rentan seperti warga miskin, lansia, ibu hamil, dan balita stunting. Sebuah bentuk gotong royong berbasis produksi pangan yang kini mulai menunjukkan hasil positif di tengah masyarakat.

Efektivitas Dana Desa dalam Aksi Nyata

“Inilah bukti nyata efektivitas Dana Desa. Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tapi juga memberi dampak langsung pada kesejahteraan warga,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani (7/05).

Ipuk menyebut, inisiatif ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah pusat dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. “Sesuai arahan Presiden Prabowo, setiap keluarga harus mendapatkan akses pangan bergizi. Semoga Desa Watukebo bisa menjadi percontohan bagi desa lain di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Dari Kandang Semi-Moderen Menuju Desa Mandiri

Kepala Desa Watukebo, Maimun Hariyono, menjelaskan program ini dimulai pertengahan 2024 dengan modal awal sekitar Rp263 juta dari Dana Desa. Dana tersebut digunakan membangun kandang semi-moderen dan pengadaan ribuan bibit ayam serta pakan.

“Awalnya kita ternak 1000 ekor ayam petelur. Hasil panennya digunakan untuk membantu ratusan warga rentan. Ini program berbasis ekonomi produktif yang langsung menyentuh masyarakat,” kata Maimun.

Dengan rata-rata produksi 850 butir telur per hari, Pemdes mampu membagikan sekitar 4.000 hingga 5.000 butir telur per bulan. Setiap warga penerima manfaat menerima 10 butir per bulan yang disalurkan melalui kader Posyandu.

Kegiatan Sosial hingga Dukungan Spiritual

Program ini juga turut meramaikan kegiatan sosial keagamaan desa. Saat pengajian, peringatan Maulid Nabi, hingga takziyah, Pemdes rutin menyumbangkan telur produksi kandang sebagai bentuk solidaritas sosial.

Angka Stunting Turun, Harapan Baru Muncul

Hasilnya mulai terlihat. Dalam kurun waktu satu tahun, jumlah balita stunting di Desa Watukebo menurun dari 57 anak (2023) menjadi 37 anak pada 2024. Sebuah lompatan kecil yang berdampak besar bagi masa depan desa.

Tahun ini, Pemdes mengalokasikan kembali anggaran Rp344 juta untuk pengembangan kandang dan penambahan 1.500 bibit ayam baru. “Insya Allah akan kami realisasikan setelah Dana Desa cair,” tutup Maimun optimistis.

Guh/adv

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles