Boven Digoel, Investigasi.news — Progres pembangunan infrastruktur jalan dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1711/BVD terus menunjukkan perkembangan menggembirakan. Pada Kamis (9/10), proses pendistribusian material sirtu (pasir dan batu) untuk pengerasan jalan berlangsung intensif di Kampung Waropko, Distrik Waropko, Kabupaten Boven Digoel.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1711/BVD, Kapten Inf Warsito, sejak pagi hari. Dengan dukungan alat berat, Satgas TMMD mempercepat proses pemerataan material sirtu di sepanjang jalur jalan yang tengah dibangun.
“Sejak pagi, alat berat sudah kami operasikan untuk meratakan material sirtu di titik-titik pengerjaan. Tahapan ini sangat penting agar kualitas pengerasan jalan sesuai standar, kuat, dan mampu menunjang mobilitas warga dalam jangka panjang,” jelas Kapten Warsito di lokasi kegiatan.
Pembangunan jalan ini menjadi bagian utama dari program TMMD ke-126, yang digelar sebagai bentuk sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam mempercepat pemerataan pembangunan di wilayah pedesaan. Selain membangun infrastruktur, TMMD di Kampung Waropko juga menghadirkan berbagai kegiatan sosial seperti penyuluhan kesehatan, peningkatan wawasan kebangsaan, dan penguatan ketahanan pangan.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan TMMD terlihat dari semangat gotong royong warga yang ikut membantu proses distribusi dan pemerataan sirtu.
“Kami sangat berterima kasih kepada TNI dan pemerintah daerah. Jalan ini sudah lama kami harapkan karena sangat dibutuhkan untuk mengangkut hasil panen dan memudahkan anak-anak kami pergi ke sekolah,” ungkap salah satu warga Kampung Waropko.
Dengan kerja sama yang solid antara Satgas TMMD, pemerintah daerah, dan masyarakat, proyek pengerasan jalan di Kampung Waropko ditargetkan rampung sebelum penutupan program TMMD ke-126.
Program TNI Manunggal Membangun Desa selama ini menjadi wujud nyata komitmen TNI dalam mendukung pembangunan nasional dari wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal. Di tengah keterbatasan akses dan tantangan geografis, semangat pengabdian prajurit di lapangan terus menjadi motor penggerak kemajuan bagi masyarakat pedesaan di ujung timur Indonesia.
***
