Teluk Bintuni, Investigasi.news– Warga Distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, kembali menyuarakan keluhan atas kerusakan dermaga utama yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun tanpa perbaikan. Hingga kini, belum terlihat langkah serius dari pihak pemerintah.
Akibat kerusakan tersebut, kapal penumpang tidak bisa lagi bersandar langsung di dermaga. Warga terpaksa menggunakan perahu kecil seperti jonson atau viber untuk naik dan turun dari kapal yang berlabuh di tengah laut. Biaya tambahan sebesar Rp20 ribu per orang pun harus dikeluarkan, belum termasuk ongkos pengangkutan barang bawaan.
“Setiap minggu kami alami ini. Tidak aman, dan mahal. Masa kami penyumbang migas, tapi akses dasar seperti dermaga saja dibiarkan rusak?” keluh Irianto Tambrin, warga Babo yang telah bermukim sejak kecil, Minggu (15/6/2025).
Selain mendesak perhatian dari pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, warga juga meminta agar perusahaan migas yang beroperasi di wilayah Teluk Bintuni tidak tinggal diam.
“Perusahaan juga jangan lepas tangan. Migas diambil dari sini, tapi masyarakat yang menderita. Mereka bisa bantu lewat CSR,” lanjut Irianto.
Pantauan media ini menunjukkan kondisi dermaga sangat memprihatinkan. Kayu lapuk, tiang-tiang penyangga rusak, dan struktur bangunan nyaris roboh. Aktivitas bongkar muat dipaksa dilakukan di atas perahu kecil yang harus menembus ombak, bahkan kerap tanpa penerangan.
Situasi ini turut mengganggu distribusi logistik. Harga kebutuhan pokok melonjak akibat biaya angkut yang kian mahal.
Sebagai salah satu daerah penghasil migas, Distrik Babo memiliki andil besar dalam menyumbang Dana Bagi Hasil (DBH) bagi negara. Namun, ironisnya, infrastruktur dasar seperti dermaga justru tertinggal jauh.
“Kalau APBD segitu besar, kenapa dermaga Babo tidak bisa dibangun? Kami hanya minta keadilan,” tegas Irianto.
Warga berharap seluruh pihak, baik pemerintah maupun perusahaan migas, tidak hanya menikmati hasil bumi dari Distrik Babo, tetapi juga turut bertanggung jawab memperbaiki kondisi hidup masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni maupun perusahaan migas terkait rencana perbaikan dermaga Babo.
John