Biak, Investigasi.News – Kondisi ruas jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Supiori, Papua, semakin memprihatinkan. Lubang-lubang besar yang menganga di tengah jalan, genangan air saat hujan, hingga aspal yang mengelupas menjadi ancaman nyata bagi keselamatan pengendara.
Pantauan Investigasi.News pada Jumat (16/5/2025) menunjukkan bahwa kerusakan ini bukanlah hal baru. Hampir di setiap segmen jalan terdapat lubang yang dalam dan tidak terlihat jelas ketika tergenang air. Situasi ini semakin diperburuk oleh minimnya penerangan di malam hari, membuat pengendara berada dalam risiko tinggi kecelakaan.
“Kami harus ekstra hati-hati, terutama saat malam. Sudah banyak kejadian pengendara jatuh, bahkan terluka parah karena tidak melihat lubang. Pemerintah ke mana? Jalan ini jalur utama, bukan jalan kampung,” ungkap Rigol (34), seorang pengemudi ojek yang mengandalkan jalur tersebut untuk mencari nafkah.
Hingga kini, tak ada tanda-tanda perbaikan di lokasi. Tidak ada papan proyek, aktivitas kontraktor, atau upaya apapun dari pihak berwenang. Warga menduga pemerintah sengaja menutup mata terhadap kondisi ini meski keluhan telah berulang kali disampaikan.
“Ini bukan kerusakan ringan, tapi sudah darurat! Kami minta pemerintah pusat segera turun tangan. Jangan tunggu korban lebih banyak,” tegas Maria, warga Supiori yang sehari-hari melewati jalan itu untuk berdagang di Biak.
Investigasi.News telah mencoba menghubungi pihak Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Biak–Supiori, kontraktor pelaksana, hingga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Namun, upaya konfirmasi belum mendapatkan respons.
Masyarakat mengecam keras lambannya respons pemerintah dalam menangani masalah ini. “Pemerintah selalu bicara soal pembangunan Papua, tapi lihat sendiri kenyataan ini. Jalan rusak dibiarkan, nyawa warga diabaikan. Jangan hanya janji di media, kami butuh aksi nyata!” ujar seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Ruas jalan Biak–Supiori adalah jalur vital yang menghubungkan wilayah pesisir utara Papua, digunakan untuk berbagai aktivitas ekonomi dan sosial. Dengan kondisi rusak seperti ini, ekonomi warga terhambat, dan keselamatan ribuan pengguna jalan terancam setiap harinya.
Masyarakat kini menunggu langkah konkret dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jika kerusakan ini terus dibiarkan, bukan hanya infrastruktur yang hancur, tetapi juga kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Jhon