Sejatinya Politik

Baca Juga

Pada zaman dahulu kekuasaan adalah segalanya. Raja menjadi wakil tuhan bagi kaumnya, kebenaran di tentukan oleh akal pikiran dan titah sang raja. Namun, era itu telah usai. manusia menemukan jalan damai untuk mengatur kekuasaan dan sirklusnya. Demokrasi hadir bagaikan cahaya dalam gulita, mendegradasi system tua yang dingin tanpa suara. Memang benar bahwa demokrasi itu soal suara. Dengan begitu filsuf yunani menyebutnya bahwa : VOX POPULI VOX DEI, suara rakyat adalah suara tuhan. Dalam demokrasi, pemilu di ibaratkan seperti pesta. Ini merupakan momentum bagi kita untuk protes, percaya, bersuka cita, bahagia dan menari dalam gerak tanpa irama.

Kita memang cemas. Cemas akan nasib kita dalam arus peradaban yang setiap kali mengalami benturan-benturan sensasional namun minim akan substansial. Momen pemilu adalah adalah puncak dari kecemasan kita. sebagai pribadi, kelompok, bahkan sebagai sebuah bangsa yang kaya dengan kemajemukannya. kita lahir dari keberagaman, kata mereka itu lah keunikan kita. Kita memang tertatih dalam mengelola peradaban, dinamika dan konflik, walaupun kadang tertatih di ujung jalan. Yang selalu menang dalam momen politik adalah mereka yang memiliki segalanya. Kecerdasan bukan satu-satunya parameter untuk menguasai pertarungan. Melainkan cerdik,licik,dan picik adalah jalanya.

Namun harapan adalah substansi kita bersama, dengan sadar tanpa paksaan menumpahkan keluh- kesah kita pada mereka yang duduk berkuasa di puncak kepemimpinan. Sebuah institusi yang suci dan mulia. ada pula parlemen yang di isi dengan mereka yang sibuk berdebat dengan kepentingan rakyatnya yang dalam istilah prancis di sebut PARLE yaitu menuju pada tempat terhormat dimana didalamnya berisi wakil rakyat yang di pilih untuk membicarakan nasib rakyatnya. Semuanya adalah jalan kita. Jalan kebaikan tanpa bermusuhan, jalan untuk mencapai kesetaraan tanpa merendahkan, jalan persaudaraan, tanpa saling menjatuhkan,jalan kesejahteraan tanpa saling menghinakan, dan jalan kemakmuran untuk kita semua.

Pesta demokrasi lima tahun sekali di Indonesia yang di kenal dengan pemilihan umum atau pemilu, merupakan momen yang di tunggu –tunggu oleh masyarakat. karena pemilu memilki hubungan yang kuat dengan pemilihan pemimpin yang di harapkan mampu mengarahkan bangsa menuju kemajuan. pelaksanaan pemilihan umum pada tahun 2024 akan menjadi menarik karena menghasilkan Tokoh-Tokoh baru, yang akan berpartisipasi dalam pemilihan presiden berikutnya. Hal ini dikarenakan pada periode kali ini tidak ada pasangan calon petahana atau penguasa yang berpartisipasi. Presiden Joko Widodo akan menyelesaikan dua periode massa kepemimpinannya, sehingga kita sangat antusias untuk melihat perkembangan selanjutnya. bahkan ada Beberapa partai politik telah melakukan maneuver dengan membentuk koalisi bersama partai lainya, dan ada yang secara terang-terangan menyatakan niat untuk maju atau mendeklarasikan diri sebagai calon dalam pemilihan umum yang akan datang.

Pelaksanaan pemilu di Indonesia di laksanakan secara rutin setiap lima tahun sekali sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang harmonis dan sebagai wujud dari demokratisasi dalam masyarakat. dalam system demokrasi saat ini ,penting untuk melegitimasi kekuasaan pemerintah berdasarkan kehendak rakyat yang di atur oleh hukum dan konstitusi. Pemerintah saat ini dianggap demokratis ketika mendapatkan legitimasi dari rakyat melalui pemilihan umum.

Praktik penyelenggara pemilihan umum dan massa jabatanya berbeda dengan negara-negara lain. Misalnya di amerika serikat pemilihan umum di adakan setiap dua tahun oleh federal election commission, tetapi pemilihan presiden di lakukan setiap empat tahun. Di Bolivia pemilihan umum diadakan oleh tribunal supremo electoral (pengadilan agung pemilu) yang anggotanya berstatus pegawai negeri. Di Indonesia, dalam konstitusi, pemilihan umum di atur untuk dilaksanakan setiap lima tahun sekali oleh komisi pemilihan umum (KPU) yang di awasi oleh badan pengawas pemilihan umum (BAWASLU) dan terdapat dewan kehormatan penyelenggara pemilu (DKPP) yang mengawasi kinerja KPU dan BAWASLU. Pasal 22E ayat 1 UUD 1945 menyebutkan beberapa asas pemilihan umum yang menjadi pedoman untuk pelaksanaanya agar berjalan dengan baik, yakni asas langsung, umum bebas, rahasia, jujur dan adil.

Presiden joko Widodo telah mengungkapkan kepada masyarakat bahwa pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah secara serentak akan tetap di laksanakan pada tahun 2024 mendatang. Pengumuman ini termasuk dalam tahapan penentuan jadwal pelaksanaanya. Hal tersebut terkonfirmasi dalam keputusan KPU N0.21 TAHUN 2022, yang menetapkan pada tanggal 14 februari 2024 sebagai hari pemilihan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota dewan perwakilan rakyat (DPR)RI, dewan perwakilan daerah (DPD), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Provinsi, serta DPRD kabupaten / kota.

Keputusan ini dapat di anggap sebagai dasar yang kuat untuk memastikan kelancaran pemilihan umum 2024 nanti. Dan pada tanggal 14 februari 2024 bertepatan dengan hari Valentine merupakan hari special yang di tunggu-tunggu banyak orang. Sebagimana diketahui Valentine adalah hari kasih saying, di hari tersebut orang-orang akan menunjukan kasih sayang dan cintanya kepada orang yang tersayang, dan semoga di hari tersebut orang-orang/masyarakat bijak dalam memilih pemimpin yang akan nantinya cinta dan sayang kepada rakyat-rakyatnya.

Oleh: Badruddin Muda

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles