Sampah Berserakan Bukti Tidak Peduli Kadis DLH-KP Pemda Sula, Yang Waktunya Habis Di Ambon

Baca Juga

Malut, Investigasi.news – Pemandangan tidak sedap ketika melewati tempat pembuangan sampah sementara atau bank sampah berupa Box Mobil Sampah di desa Fatce pantai tepatnya areal reklamasi pantai, sampah yang tidak terurus dan bau busuk bertebaran disepanjang pantai reklamasi sudah berhari-hari belum juga terangkut, hal demikian kemudian diperparah dengan adanya ternak liar, seperti Sapi dan Kambing yang dibiarkan begitu saja oleh pemiliknya, menjadi predator ganas yang mengobrak-abrik tumpukan sampah yang lama tidak diangkut. Bau busuk yang ditimbulkan juga sangat menyengat, menimbulkan rasa tidak nyaman hal ini kemudian juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Dengan adanya kondisi ini, pagi hari yang seharusnya kita menghirup udara segar sebagai karunia dari alam semesta tapi ini malah sebaliknya, bau busuk dari tumpukan sampah yang ditimpa hujan maupun panas akibat tidak terangkut membuat sebagian warga harus extra menutup hidungnya jika melintas disitu, entah untuk jalan pagi, joging atau aktivitas lainnya, hal demikian kemudian tambah parah jika pada siang hari, saat matahari menyengat tumpukan sampah yang berserakan tadi, sore maupun malam keadaan tidak menyenangkan itu tidak berubah.
(Diilustrasikan oleh Jordan Bambang Ketua PC. IMM Kab. Kepulauan Sula).

”Butuh kepedulian Pemerintah Daerah (Pemda) Kab. Kepulauan Sula, khususnya Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan, Kadisnya harus punya sense of belonging, bukan sekedar menghabiskan waktunya di kota Ambon, karena kami perhatikan Kadis selalu pulang ke Ambon ke kampung halamannya dari pada mengontrol kinerja petugas kebersihan pada OPD yang dipimpinnya”, singgung Ketua IMM (20/1)

Selain tadi saya bilang bahwa Pejabat pemangku kebijakan harus punya rasa memiliki terhadap tugas dan tanggungjawabnya, juga harus ada kesadaran kolektif dari masyarakat, misalnya: bila tempat penitipan sampah yang sudah penuh dan belum diangkut oleh petugas kebersihan DLH-KP, baiknya jangan lagi buang sampah diluar bank sampah tadi, atau tempat pembuangan sampah sementara tadi, ini membuat sampah makin berserakan, lanjut Bambang.

”Saya melihat kurangnya kesadaran dari kami masyarakat, makanya perlu sosialisasi ditingkat desa atau kecamatan untuk masyarakat Darling/Sadar Lingkungan, Ibu Kadis sebenarnya bisa menggandeng pihak desa untuk persoalan sampah ini sekaligus membentuk tim orange ditiap desa di dalam kota misalnya”, ungkap Bambang.

Menurut catatannya, ada beberapa faktor yang membuat Sanana menjadi kumuh akibat sampah yang berserakan, yang pertama tadi gagalnya pejabat Pemda Sula mengatasi masalah sampah, kedua kurangnya kesadaran masyarakat dan selanjutnya minimnya fasilitas seperti tempat sampah, dan armada pengangkutan sampah.

Jujur saja kami masyarakat disekitar tempat pembuangan sampah sementara, itu paling merasakan dampak negatif dari tidak diangkutnya sampah selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, tegas Bambang.

“Padahal lokasi reklamasi pantai itu merupakan ruang publik, pada akhir pekan banyak warga masyarakat yang menghabiskan waktu untuk bersantai, olah raga, dan lain sebagainya, namun sayang harus terganggu dengan adanya tumpukan sampah dan bau busuk”, cetus Bambang Ketua IMM Sula.

Selain menyampaikan kritikan, Jordan Bambang juga memberikan solusi atas masalah sampah yang tidak pernah selesai di kota Sanana ini.

”Kami sangat ingin (jika diberikan kesempatan) untuk menyampaikan solusi dan gagasan Kami atas permasalahan sampah ini”, ujar Bambang.

Kami sudah susun langkah-langkah strategis sebagai solusi masalah sampah di kota ini, garis besarnya sudah kami sampaikan diatas tadi, tutup Jordan Bambang Ketua PC IMM Kab. Kepulauan Sula. RL

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles