UNAND Gandeng Pokdarwis Paingan Dorong Pertanian Organik, Ubah Limbah Rumah Tangga Jadi Pupuk Kompos

More articles

Padang Pariaman, Investigasi.News — Upaya mewujudkan kemandirian pangan dan pertanian berkelanjutan kembali digencarkan. Kali ini, Universitas Andalas (UNAND) melalui Program Kemitraan Masyarakat Membantu Nagari Membangun (PKM-MNM) menggandeng Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Paingan, Nagari Guguak Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Program yang dikemas dalam bentuk bimbingan teknis dan sekolah lapang ini menyasar pengembangan sistem pertanian organik sebagai solusi nyata mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Kegiatan dijadwalkan berlangsung dalam empat sesi pertemuan, dengan pertemuan pertama digelar pada Sabtu (21/6/2025).

Pertemuan perdana difokuskan pada praktik langsung pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga, seperti sayuran dan buah-buahan sisa dapur, yang dicampur dengan kotoran sapi, kulit telur, molase, dan air gula merah.

“Semua bahan dicacah halus, lalu dicampur dan ditutup rapat menggunakan plastik hitam. Dalam proses fermentasi, seminggu sekali dibuka dan diaduk hingga menjadi kompos sempurna dalam waktu 3 sampai 4 minggu,” jelas Dr. Silvia Permata Sari, Ketua Tim Pengabdian UNAND.

Setelah didiamkan dan mendingin, pupuk kompos siap digunakan di lahan pertanian warga. Selain mempraktikkan teknik pembuatan pupuk organik, peserta juga mendapatkan dua materi penting, yaitu Budidaya Organik Tanaman Hortikultura Kacang Tanah dan Jagung oleh Dr. Dini Hervani, SP., MSi, serta Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos oleh Ir. Muhsanati, MS.

Ketua Pokdarwis Paingan, H. Ali Akbar, menyambut baik inisiatif UNAND ini. Ia menegaskan bahwa program semacam ini sangat dibutuhkan petani lokal untuk keluar dari jerat mahalnya harga pupuk kimia.

“Terima kasih atas kehadiran tim dosen dan mahasiswa UNAND yang sudah berbagi ilmu dan pengalaman. Semoga kegiatan ini membawa manfaat jangka panjang bagi petani di nagari kami,” ujar H. Ali Akbar.

Dengan keterlibatan lebih dari 30 peserta, program ini diharapkan tidak hanya menghasilkan pertanian yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah organik secara mandiri.

Fachri Koto 

- Advertisement -spot_img

Latest