Padang Pariaman, Investigasi.news – Meningkatnya kasus sosial dan kriminal di Kabupaten Padang Pariaman memicu keprihatinan mendalam. Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis (JKA), mengambil langkah cepat dan tegas. Tanpa seremoni, ia mengumpulkan berbagai unsur masyarakat di Pendopo Bupati, Minggu (22/6/2025), guna merumuskan langkah darurat menyikapi situasi yang dinilai kian memprihatinkan.
“Sengaja kami hadirkan seluruh dunsanak ke pendopo ini untuk menyikapi berbagai isu yang menyelimuti Padang Pariaman. Ini alarm bagi kita semua—bahwa Padang Pariaman tidak sedang baik-baik saja,” tegas JKA dalam arahannya.
Didampingi Wakil Bupati Rahmat Hidayat, Sekda, unsur Forkopimda, hingga kepala OPD, forum ini turut dihadiri Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa, Ketua MUI, Ketua LKAAM Padang Pariaman, Bundo Kanduang, para camat, wali nagari, pimpinan ormas, pondok pesantren, hingga aktivis pemuda dan tokoh adat.
Bupati JKA menyoroti keras maraknya kasus pembunuhan, kekerasan seksual terhadap anak, hingga mutilasi remaja putri yang menggemparkan publik dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya tak mau kehilangan momen untuk cari solusi. Kita harus turun langsung ke lapangan, menyentuh anak kemenakan kita,” seru JKA penuh emosi.
Ia menegaskan, peran adat dan agama tak bisa ditinggalkan. Semua elemen diminta “basamo-samo turun ke bawah” untuk mengawasi generasi muda agar tak terjerumus lebih jauh.
“Kepada ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, pemuda—kita jaga bersama generasi ini. Jangan sampai tragedi serupa kembali terjadi!” ujarnya lantang.
Diskusi berlangsung tajam dan serius. Ketua LKAAM Sumbar, Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa, menyarankan penanaman nilai keagamaan sejak dini.
“Isi hati sanak dan kemenakan kita dengan Al-Qur’an. Setidaknya, tamat SD anak-anak kita sudah hafal Juz 30,” tuturnya.
Ketua MUI Padang Pariaman bahkan menyebut kondisi saat ini seperti “kembali ke zaman jahiliyah”. Ia siap mendukung langkah bupati untuk langsung menyapa masyarakat.
“Kalau tidak segera diatasi, kita akan kehilangan arah. Ulama siap turun lapangan bersama bupati,” tandasnya.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol, pun menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak:
“Kalau tidak ada keseriusan, ini takkan selesai. Ini momentum penting untuk kerja nyata dan kolaboratif,” ujarnya.
Sorotan juga datang dari tokoh adat yang mengkritik lunturnya peran ninik mamak dan retaknya hubungan emosional dalam keluarga Minangkabau. Usulan konkret pun mencuat—dari penguatan peran adat dalam prosesi, optimalisasi dana desa untuk pendidikan sosial, hingga pengawasan ketat terhadap kafe-kafe tak berizin.
Sebagai penutup, Bupati JKA menyampaikan langkah konkret hasil kesepakatan bersama:
- Penutupan kafe liar tak berizin,
- Pengaturan jam bermain anak-anak,
- Penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) lintas sektor untuk penanganan sosial,
- Penguatan pendidikan agama dan hafalan Al-Qur’an di kalangan pelajar.
“Kita mulai dari langkah kecil, tapi nyata. Jangan biarkan generasi kita tumbuh tanpa arah. Mari kita rawat masa depan Padang Pariaman bersama-sama,” tutup Bupati JKA dengan nada penuh tekad.
Fachri Koto