Skandal Malam di Jantung Batam, Panda Club Diduga Jadi Sarang Prostitusi, Pemko Bungkam!

Baca Juga

Batam | Investigasi.News – Di tengah gembar-gembor penegakan aturan dan moralitas, sebuah ironi mencolok terpampang terang di jantung Kota Batam. Panda Club, sebuah tempat hiburan malam yang terletak di lantai satu One Mall Batam Center, diduga kuat menjadi sarang pelanggaran aturan, mulai dari operasional di luar jam yang diizinkan, hingga penyediaan wanita penghibur atau “bokingan.” Namun hingga kini, Pemko Batam masih memilih bungkam, seolah membiarkan praktik-praktik ini berlangsung liar tanpa pengawasan.

Masyarakat Batam pun geram. Salah seorang tokoh masyarakat berinisial G mengungkapkan kekesalannya terhadap sikap pasif pemerintah daerah.

“Kita cukup sayangkan bahwa Pemko Batam seperti melakukan pembiaran atas pelanggaran aturan yang dilakukan oleh Panda Club. Mereka tidak hanya beroperasi melebihi jam operasional yang diberikan, tapi juga menyediakan wanita penghibur. Ini jelas menyimpang dari izin awal yang diberikan,” tegas G.

Lebih lanjut, ia menyebut lokasi Panda Club yang strategis—berada di area publik yang ramai dan mudah diakses—sebagai faktor pemicu meningkatnya aktivitas asusila secara terbuka. Menurutnya, praktik yang berlangsung di sana sudah menjadi “rahasia umum” di kalangan warga Batam.

“Padahal lokasi mereka dekat pusat perbelanjaan dan keluarga. Tapi malah dijadikan tempat untuk maksiat terselubung. Ini bisa jadi preseden buruk jika terus dibiarkan,” tambahnya.

Kemarahan publik tak berhenti di situ. Kecurigaan adanya praktik “pengamanan informasi” alias pembungkaman media turut mencuat. Salah satu nama yang disebut adalah oknum media berinisial EN, yang diduga menjadi fasilitator antara manajemen Panda Club dan sejumlah awak media, guna menutupi kasus ini dari sorotan publik.

“Sebenarnya kami berharap media bisa menyuarakan persoalan ini. Tapi ada dugaan kuat pembungkaman sedang berlangsung. Dan kabarnya, EN adalah penghubung antara Panda Club dan beberapa media yang sengaja diam,” ujar sumber lain dari kalangan jurnalis lokal.

Tim Investigasi.News telah mencoba mengonfirmasi dugaan keterlibatan EN melalui pesan WhatsApp. Namun hingga berita ini diturunkan, ia menolak memberikan keterangan.

“Mohon izin Bapak, untuk pemberitaan bukan kapasitas saya untuk menjawab. Terima kasih,” jawabnya singkat.

Ketidaktegasan Pemko Batam dan dugaan adanya kongkalikong antara pengusaha hiburan malam dengan oknum media menjadi preseden buruk bagi penegakan aturan di kota industri ini. Saat hukum tidak lagi netral dan media dibungkam, maka siapa lagi yang akan berdiri untuk kebenaran?

Investigasi.News akan terus menelusuri jejak hitam di balik gemerlap lampu Panda Club. Batam butuh penegakan hukum, bukan sandiwara.

(Fransisco Chrons)

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles