Solok Selatan, investigasi.News – Masyarakat hidup dalam ketakutan karena teror Debt collector yang semakin brutal. Di tengah kesulitan finansial, mereka malah diserang oleh preman bayaran kelompok ACC yang menyeramkan.
Pekan lalu, kejadian mengerikan terjadi di jalan By Pass Kuranji. Seorang pengemudi mobil sewaan dengan inisial B membawa penumpang menuju Bandara Internasional Minang Kabau (BIM) dan dihadang oleh gerombolan Debt collector dengan cara yang sangat kasar. Mereka memepet mobil dan mengancam pengemudi untuk berhenti, mengabaikan urgensi waktu penumpang.
Meskipun pengemudi memastikan akan membayar angsuran besoknya, gerombolan tak kenal ampun menggertaknya untuk menyerahkan mobil. Mereka bahkan mengabaikan fakta bahwa sudah ada perjanjian pembayaran dengan pihak lesing sebelumnya.
Saat dibawa ke kantor lesing, pengemudi menolak, menyadari akan ditipu oleh taktik culas Debt collector. Namun, apa yang diharapkan dari polisi? Mereka menolak campur tangan karena belum ada kekerasan fisik yang terjadi, meninggalkan masyarakat tanpa perlindungan.
Tindakan keji ini jelas melanggar aturan OJK yang melarang debt collector melakukan intimidasi terhadap konsumen. Namun, polisi pun terkesan acuh tak acuh, meninggalkan masyarakat dalam bahaya.
Perlu diingat, perusahaan leasing tidak akan merugi, sementara masyarakat terus menderita. Polisi yang seharusnya menjadi benteng perlindungan, malah menjadi penonton bisu atas kekejaman ini. Itu adalah penghinaan terhadap keadilan!
Deno