Festival Budaya Bungo Cimpago: Seruan Kebangkitan Budaya di Tengah Darurat Moral Padang Pariaman

More articles

Padang Pariaman, Investigasi.news – Di tengah kondisi sosial yang kian memprihatinkan di Padang Pariaman, harapan datang dari anak nagari. Festival Budaya Anak Nagari Bungo Cimpago yang digagas masyarakat Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, dinilai sebagai langkah luar biasa untuk menyelamatkan generasi dari krisis moral dan dekadensi budaya.

Ketua Ikatan Keluarga Limo Koto dan Sekitarnya (IK-LIMKOS) Jabodetabek, Ismet Jaya Piliang, dengan tegas menyuarakan dukungannya. Menurutnya, festival yang akan digelar pada 27–29 Juni 2025 itu bukan hanya soal hiburan atau seremonial belaka, tetapi merupakan gerakan kebudayaan yang sangat strategis untuk mengembalikan jati diri anak nagari.

“Festival ini adalah bentuk perlawanan halus terhadap derasnya arus degradasi moral. Di tengah ledakan kasus asusila dan narkoba yang menjadikan Padang Pariaman sebagai salah satu daerah dengan angka tertinggi, inisiatif ini patut kita dukung dengan sepenuh hati,” kata Ismet kepada media, Kamis (26/6).

Festival ini akan menghadirkan lomba pidato adat antar nagari dan lomba lagu Minang antar pelajar SD, SMP, dan SMA se-Sumatera Barat. Kegiatan ini, lanjut Ismet, adalah ruang edukasi dan kontemplasi yang dibalut dalam semangat adat dan budaya Minangkabau.

“Jangan biarkan acara ini berhenti di panggung dan baliho. Jadikan ia momentum untuk merekonstruksi kembali nilai-nilai yang tercerabut dari akar. Budaya kita bukan sekadar warisan, tapi benteng peradaban. Mari kita fungsikan itu sebagai pagar dari arus asusila dan narkoba yang kian liar,” tegasnya.

Ismet pun mengkritik tajam kondisi sosial masyarakat saat ini. Menurutnya, telah terjadi ketimpangan generasi. “Pemuda dengan dunianya, niniak mamak terasing dalam keheningan, dan pemerintah? Acuh. Semua berjalan sendiri-sendiri. Lalu, siapa yang menjaga moral anak nagari?”

Ia mengungkit dua peristiwa tragis yang mengguncang Padang Pariaman. Dulu, seorang wanita dibunuh secara keji. Kini, seorang pria tega menghabisi tiga perempuan sekaligus. “Padang Pariaman jelas sedang tidak baik-baik saja. Dan budaya adalah jalan keluar paling hakiki yang kita punya,” ungkapnya penuh tekanan.

IK-LIMKOS, tambah Ismet, tak ingin menjadi penonton. Lewat kolaborasi ranah dan rantau, ia memastikan bahwa seluruh jajarannya mendukung penuh penyelenggaraan Festival Bungo Cimpago. “Ini bukan hanya kerja panitia, ini kerja kita semua. Sebab ini bukan cuma soal budaya, ini soal menyelamatkan generasi,” pungkasnya.

Andra Sikumbang 

- Advertisement -spot_img

Latest