Malut, Investigasi.News-, Upaya Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk meningkatkan kinerja anak buahnya di Provinsi Maluku Utara (Malut) dengan melantik Sufari, S.H., M.Hum sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Malut, belum sepenuhnya efektif, Sufari yang dilantik pada 23 Oktober 2025 belum maksimal bisa mengembalikan citra baik Korps Adhyaksa di Maluku Utara, bahkan dengan adanya dugaan oknum Jaksa yang melakukan pemerasan kepada sejumlah kepala OPD di Kabupaten Pulau Taliabu menjadikan potret Jaksa di Maluku Utara semakin buram.
“Masih segar dalam ingatan kita menyangkut dugaan Jaksa Godang di Kepulauan Sula yang diduga menerima suap ratusan juta dari Kasus Korupsi BTT”, ujar Sani warga Kepulauan Sula (27/11).
Ia mengaku kecewa, kini malah tersiar kabar Jaksa Harry Arfan yang menjabat sebagai Kasi Intel Kejari Pulau Taliabu diduga kerap meminta sejumlah uang (memalak-red) sejumlah Kepala OPD di Pulau Taliabu dengan modus menakut-nakuti kemudian meminta setoran.
“Mereka itu (APH/Jaksa-red) tidak terlalu dituntut sempurna, tapi paling tidak jangan melakukan perbuatan tercela, karena bedanya mereka dengan kita masyarakat sipil, bahwa mereka adalah orang-orang pilihan, orang terlatih yang menjadi harapan penegakan supremasi hukum di negeri ini”, lanjut Sani.
Belum kering luka di hati masyarakat menyangkut Jaksa yang terindikasi menerima suap, padahal kemarin ada lagi ribut-ribut menyangkut tahanan yang meninggal diduga karena kelalaian Jaksa juga, ini malah kembali ada kabar miring dari Kabupaten Taliabu, soal Jaksa yang dituding suka memeras Pejabat Pemda disana, masyarakat seperti dipertontonkan drama kolosal yang aktornya adalah APH yang sedang memainkan peran antagonis, berbeda dengan tujuan adanya mereka yang seharusnya sebagai protagonis, imbuhnya.
“Saya mengira Pak Kajati Sufari harus tegas membereskan jajarannya dibawah, demi mengembalikan citra baik korps adhyaksa di Maluku Utara”, pungkasnya.
Sementara itu dapat dikabarkan, oknum Jaksa (diduga) ‘nakal’ bukan hanya ada di Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu, baru-baru ini oknum Jaksa di Kejati Malut juga disorot terkait dugaan perselingkuhan dengan seorang isteri TNI.
Jika APH saja yang seharusnya menjadi tauladan bagi masyarakat namun prilakunya malah mencoreng pribadi dan nama baik institusi, khawatir kepercayaan masyarakat terhadap mereka akan tidak ada lagi.


