Jakarta, investigasi.news – Ikatan Wartawan Online (IWO) gelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-III. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Perpustakaan PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TMI) Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan akan berlangsung selama dua hari, dimulai sejak 28 Oktober hingga 29 Oktober 2025.
Hadir dalam pembukaan Rakernas IWO itu 12 Pengurus Wilayah (PW) dan 35 Pengurus Daerah (PD) dari seluruh Indonesia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Staf Khusus Cyril Raoul Hakim turut hadir dalam kegiatan Rakernas IWO.
Dalam acara tersebut, Chiko Hakim diberi panggung untuk menyampaikan sambutannya. Ia (Hakim-red) menegaskan pentingnya hubungan sinergis antara pemerintah dan insan pers.
“Saya sebagai juru bicara sekaligus kepala kantor komunikasi Gubernur DKI Jakarta, tidak pernah menghindari wartawan. Kalau pun telat, saya tetap nimbrung di WhatsApp menjawab apa yang ditanyakan rekan-rekan wartawan. Bahkan saya merasa kecarian bilamana wartawa tidak ada bertanya kepada saya”, kata Chiko Hakim yang menyebut wartawan bagian dari keterbukaan informasi public.
“Sebagai politisi, saya penganut keterbukaan, dan Alhamdulillah pimpinan saya juga demikian. Sekontroversial apapun itu, saya tidak menghindar dari wartawan,” tambahnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat IWO, Tengku Yudhistira, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus pusat, wilayah, dan daerah yang hadir.
Ia menekankan pentingnya menjaga eksistensi dan konsistensi organisasi yang telah berusia 13 tahun tersebut.
“Revolusi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berpikir. Di era ini, setiap orang bisa menjadi sumber informasi. Dunia menjadi terbuka, tapi juga bising,” ungkap Yudhistira.
Menurutnya, derasnya arus informasi kerap kali melampaui kemampuan publik untuk mencari kebenaran. Fenomena hoaks dan informasi yang tidak terverifikasi semakin marak di media sosial yang minim etika jurnalistik.
“Dalam situasi seperti ini, peran wartawan online menjadi sangat strategis. Kita bukan hanya pelapor peristiwa, tapi juga penjaga akal sehat publik, penuntun arah nilai dan moral informasi bangsa,” tegasnya.
Yudhistira menegaskan bahwa kebebasan pers harus tetap berpijak pada etika, dan kemerdekaan informasi tidak boleh berubah menjadi kebebasan tanpa tanggung jawab.

“Tema Rakernas III ini lahir dari refleksi kolektif atas peran media menuju satu abad kemerdekaan Indonesia. IWO berada di garda depan pembentukan opini publik yang konstruktif,” jelasnya.
Ia menutup dengan ajakan untuk menjadikan Rakernas III sebagai momentum memperkuat semangat kebersamaan dan profesionalisme dalam dunia jurnalistik.
“Selama kita berpegang pada nilai persaudaraan, kebersamaan, dan integritas profesi, IWO akan terus menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa ini,” tutupnya. (Man).



