Biak, Investigasi.news – Bangunan baru ruang rawat inap wanita di RSUD Biak, Papua, yang seharusnya menjadi fasilitas layanan kesehatan yang aman dan nyaman, justru memunculkan kekhawatiran serius. Sejumlah retakan memanjang terlihat jelas di dinding bagian dalam, padahal bangunan belum lama rampung.
Dari pantauan langsung dan dokumentasi yang beredar, kerusakan tampak di titik-titik strategis, termasuk di sekitar instalasi listrik dan pendingin ruangan, menandakan potensi bahaya bagi pasien dan tenaga medis.
Indikasi awal mengarah pada dugaan pelanggaran spesifikasi teknis (spektek) dalam proses pembangunan. Bangunan dua lantai ini terancam tidak layak fungsi, meski menelan anggaran negara yang besar.
Ketua LSM Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB), Yerry Basri Mak, SH, MH, menyebut temuan ini sebagai sinyal kuat adanya penyimpangan dalam proyek yang semestinya diawasi ketat.
“Ini bukan proyek biasa—ini menyangkut nyawa manusia. Kalau bangunan baru saja sudah retak, kami menduga keras ada spesifikasi yang dilanggar atau kualitas pekerjaan yang asal-asalan. Kontraktor harus diperiksa, dan dinas teknis tak boleh lepas tangan,” tegas Yerry saat dihubungi Investigasi.news, Sabtu (31/5/2025).
Ia menuntut audit teknis menyeluruh oleh lembaga independen, untuk menilai apakah bangunan masih layak digunakan atau justru membahayakan.
“Harus segera dibongkar tuntas siapa yang bermain di balik proyek ini. Jangan tunggu korban jatuh baru bertindak,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen RSUD Biak belum memberikan klarifikasi. Tim redaksi masih terus berupaya memperoleh keterangan resmi, termasuk dari dinas kesehatan dan pihak pengawas proyek.
Keretakan dini pada bangunan fasilitas publik adalah indikator serius lemahnya pengawasan dan kemungkinan praktik korupsi dalam proyek konstruksi. Jika terbukti, kasus ini berpotensi masuk ke ranah hukum dan harus ditindaklanjuti aparat penegak hukum secara transparan.
John