Dokumen Investigasi Wartawan Dibocorkan ke Jaringan Mafia BBM, Oknum Pertamina Mor 1 Medan Diduga Terlibat

Baca Juga

Medan, Investigasi.news — Dugaan praktik mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) ilegal kembali mencuat, kali ini melibatkan kebocoran dokumen konfirmasi tertulis wartawan yang sedang melakukan investigasi atas distribusi BBM oplosan terbesar di Sumatera Utara. Dokumen sensitif itu diduga dibocorkan oleh oknum pegawai Pertamina MOR 1 Medan kepada jaringan mafia BBM untuk menghindari tindakan hukum dari aparat.

Peristiwa mengejutkan ini terjadi di tengah maraknya investigasi terkait aktivitas bongkar muat BBM oplosan yang menggunakan Delivery Order (DO) Pertamina di kawasan Medan Marelan. Dokumen yang bocor tersebut berisi rangkuman hasil investigasi mendalam wartawan mengenai dugaan pelanggaran distribusi energi bersubsidi oleh kelompok terorganisir.

Informasi yang diterima redaksi menyebutkan, dokumen tersebut sengaja dibocorkan guna memberi peringatan dini kepada jaringan mafia BBM agar dapat “membersihkan jejak” dan bernegosiasi dengan wartawan terkait agar tak dipublikasikan untuk menghindari aparat berwenang melakukan penindakan.

“Kami sangat menduga oknum Pertamina MOR 1 Medan terlibat langsung dalam membocorkan dokumen investigasi ini. Tindakan ini tidak hanya menghambat upaya pengungkapan kejahatan energi, tetapi juga bisa dikategorikan sebagai bagian dari kolusi dengan mafia,” ujar sumber internal yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan luas, mengingat praktik BBM oplosan tidak hanya merugikan konsumen dan merusak mesin kendaraan, tetapi juga menyebabkan kerugian negara yang ditaksir mencapai ratusan triliun rupiah per tahun akibat penyalahgunaan distribusi subsidi dan manipulasi pasokan BBM.

“Kalau benar dokumen wartawan bisa bocor begitu saja ke tangan mafia, ini alarm keras bahwa kita sedang menghadapi kejahatan terorganisir yang merasuki institusi resmi. Harus ada penyelidikan mendalam. Jangan sampai virus mafia BBM ini menjalar luas di tubuh Pertamina, khususnya MOR 1 Medan,” tegas N. Ismail (72), warga senior Medan Utara yang turut mengikuti perkembangan investigasi ini.

Hingga berita ini dipublikasikan, pihak Pertamina MOR 1 Medan yang berkantor di Jalan KL Yos Sudarso No. 08-10, belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi yang dilakukan tim redaksi baik melalui surat elektronik maupun sambungan telepon tidak mendapat respons.

Sementara itu, berbagai pihak mendorong agar Polda Sumut segera turun tangan menyelidiki dugaan keterlibatan internal Pertamina dalam kasus ini. Lembaga pengawas seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga diminta tidak tinggal diam, mengingat potensi korupsi dan kerugian negara yang sangat besar.

“Ini bukan sekadar kebocoran biasa. Ini indikasi sistemik—bahwa dokumen konfirmasi wartawan pun bisa jadi alat kompromi untuk melindungi mafia,” ujar sumber investigasi.

Investigasi lanjutan tengah dilakukan tim untuk menelusuri lebih jauh pola distribusi, keterlibatan DO fiktif, dan titik-titik pengisian BBM ilegal yang diduga melibatkan aktor-aktor berseragam.

Man

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles