Malut, Investigasi.news – ”Saat itu saya tengah sibuk dengan pekerjaan saya, tiba-tiba saya dihampiri dan diajak berbicara, bahas tumpukan bahan yang menggunung dibelakang saya, tiba-tiba dia (pelaku-red) bilang sambil melirik (maaf) objeknya payudara saya, terus berkata kalo gunung yang itu saya suka, gunung kembarnya, kalo boleh saya minta, kalo boleh datang ke mess saya tinggalkan nomor HP kamu…” (korban pelecehan PT. Sampoerna Kayoe).
Diatas adalah penggalan dari testimoni salah satu korban pelecehan seksual di PT. Sampoerna Kayoe, desa Falabisahaya, Kec. Mangoli Utara, Kab. Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara.
Adanya dugaan pelecehan seksual dan intimidasi yang dialami karyawan dan karyawati perusahaan pengolahan kayu tersebut mengundang perhatian banyak pihak, salah satunya dari Jordan Bambang, Ketua PC.IMM Kepulauan Sula, kepada media ini Bambang menyesalkan adanya perlakuan sewenang-wenang terhadap pekerja di PT. Sampoerna Kayoe.
“Stop segala bentuk penindasan (intimidasi-red) dan juga pelecehan seksual bagi pekerja di PT. Sampoerna Kayoe, dan semoga persoalan ini bisa tuntas”, celetuk Bambang (Minggu 3/2).
Ketua Umum (Ketum) IMM Sula menilai kehadiran PT. Sampoerna Kayoe sudah sangat baik, karena bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan PAD dari berbagai sektor, hanya saja harusnya Sampoerna Kayoe bisa menjadi rumah yang baik bagi karyawan dan karyawatinya.
Sementara itu dari informasi yang dikantongi media ini, sejumlah pekerja wanita PT. Sampoerna Kayoe diduga mengalami pelecehan seksual, dan tidak sedikit yang menerima kekerasan verbal, kebanyakan korban memilih diam lantaran terduga pelaku adalah atasan dan punya jabatan (si Bos-red) ditempat mereka bekerja.
“Perempuan adalah rahim lahirnya peradaban, sekali lagi STOP pelecehan seksual dan penindasan di PT. Sampoerna Kayoe”, tutup Jordan Bambang Ketum PC. IMM Sula.
RL