Iklan bank Jatim

Anak Penjual Tisu Itu Bernama Marfe

More articles

Ini lah kisah tentang seorang anak kecil bernama marfe yang bertemu dengan penulis ditahun 2019.

Semua hal terkait masa depan, memang Allah tak pernah menggambarkan kepada kita, tapi kita harus menyiapkan yang terbaik untuk nantinya.

Berbuat baik, menyayangi, menolong dengan tulus dan ikhlas itu adalah aset. Hal hal baik dan buruk yang kita lakukan di dunia, akan ada balasan setimpal diakhirat nanti. Rasa peduli kita terhadap orang lain, pasti orang lain akan banyak juga yang peduli terhadap kita dan Allah swt akan bukakan pintu rezeki yang tidak kita ketahui, sesungguhnya Allah itu maha mengetahui.

Jangan pernah merendahkan seseorang baik itu hartanya, pendidikannya, jabatannya. Orang yang terhormat adalah orang yang menghargai orang lain, orang yang tidak pernah sombong dan selalu berbuat kebaikan. Sombong adalah sifat yang tidak terpuji.

Siapapun kita semua dimata Allah sama, hari ini susah besok belum tentu susah, hari ini punya apa yang kita mau ada, besok belum tentu, karena itu adalah rahasia Allah swt.

Kita segaja mengangkat cerita ini mudah-mudahanan cerita ini bisa menjadikan kita bertambahnya kepedulian terhadap orang lain.

Baca Juga :  Penjual Donat itu Pernah Ditolak Berdonasi

Bertemu dengan seorang penjual tissu, dia bukan bapak, bukan ibuk-ibuk, dia adalah anak yang baru duduk di kelas III SD, dari siang sudah lihat anak ini menjajakan barang dagangnya diseputar Mangga Besar Jakarta.

Malamnya kita makan disalah satu warung makan, anak ini datang bilang( bapak beli tissu ) kita jawab tidak, waktu anak ini terdiam menghampiri kita semua mata pedagang disekeliling melihat ke kita.

Dia di ajak untuk duduk dan di tawarkan makan, dia bilang nama saya marfe terima kasih pak, di tanya lagi, mau makan?dijawab saya punya kakak dirumah pak, tidak usah pak, emang sudah makan?, belum, kalau bapak mau dibungkus saja. tapi tidak usah bapak, emang dirumah ada siapa, ada kakak saya pak umurnya 11 tahun perempuan jadi saya suruh dirumah saja biar saya yang cari uang, kalau dibungkus bisa kami makan berdua pak, ia dibungkus saja ya marfe.

Sambil nunggu lele dan nasi dibungkus, lagi-lagi kita bertanya ibu dan ayahnya dimana, marfe jawab ibuk sudah meninggal dan bapak setelah ibu meninggal pergi dan itu orang yang jualan disini sudah pada tahu siapa saya pak dan sampai sekarang bapak tidak pulang-pulang lagi. Cerita itu dibenarkan oleh penjual pecel lele dan kita juga dihampiri oleh pedagang rokok yang di depan warung pecel lele, dibilang bahwa marfe jual tissu ini sudah hampir satu tahun dari kelas II SD, waktu itu masih kecil, semua pedagang hampir tahu dengan dia karena anaknya sangat baik dan sopan.

Baca Juga :  Tidak Memandang Usia untuk Menghargai

Sambil nunggu dibungkus marfe kita ajak cerita terus dan dia juga bilang kenapa bapak mau belikan marfe nasi, marfe tadi sudah lihat bapak jalan dan marfe tawarin tissu tapi bapak bilang tidak, tapi akhirnya ketemu juga ya pak hehe terima kasih pak.

Kenapa bapak mau belikan marfe nasi emang uang bapak banyak, tidak marfe emang kenapa, emang bapak susah juga kayak marfe ini waktu sebesar marfe, atau bapak kasihan sama marfe ya pak.

Karena marfe orangnya pintar dan sebaya dengan anak kita yang paling kecil, untuk menjawab pertanyaan marfe yang disaksikan langsung oleh orang warung sekeliling agak tersendat-sendat untuk menjawabnya.

Baca Juga :  Rebusan Daun Salam Efektif Menurunkan Tekanan Darah Hipertensi

Kita jawab semua pertanyaan marfe, sangat salut buat marfe dan itupun pernah dirasakan sendiri waktu seumur marfe dan hampir ada kesamaan perjalanan hidup kita dengan marfe, walaupun umur belum cukup menurut pandangan orang lain untuk cari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi Allah swt melindungi dan memudahkan jalan untuk cari rezeki.

Waktu mau pamit dan salaman, marfe bilang di hadapan penjual pece lele pada kita, dia bilang boleh marfe panggil ayah ya pak, kalau bapak tidak boleh tidak apa juga, semua orang yang sedang makan diwarung itu berhenti makan mendengarkan kata-kata dari penjual tissu itu, jawab kita BOLEH, ayah marfe pergi ya terima kasih banyak ya ayah, marfe tetap doakan ayah ya banyak rezeki Aamiin.

Marfe adalah anak-anak yang kesekian kalinya yang ingin kita dipanggil ayah, semoga Allah curahkan kenikmatan pada mereka dan Allah sehatkan mereka dan apa yang jadi cita-cita dan niatnya mereka dikabulkan oleh Allah.

Itulah kehebatan ciptaan Allah yaitu manusia masih anak-anak sudah bisa cari nafkah sendiri, mudah2an dengan ketekunan dan kesabaran ini apa yang menjadi niat dan cita-citanya marfe dikabulkan oleh Allah SWT.

Penulis: Hasneril. SE

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest