Kab. Solok, investigasi.news-Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Solok Tahun 2023 gelar rapat koordinasi di ruang sekretaris daerah, Senin(15/5/23).
Kegiatan ini diselenggarakan Melalui Video Conference oleh Kementrian Dalam Negeri bersama beberapa jajaran Kementerian Terkait serta diikuti oleh Seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia.
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan bahwa Pangan Merupakan salah satu penyumbang terbesar Inflasi disamping Transportasi Darat dan Udara, untuk itu beliau mengarahkan Kepada seluruh kepala daerah agar senantiasa memonitor perkembangan harga bahan pangan di Setiap Daerah.
Dalam arahannya Tito mengatakan bahwa ia mengapresiasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang terus konsisten untuk mengevaluasi serta mengantisipasi agar inflasi Indonesia tetap terkendali yakni di angka 4,33 persen (y-o-y). “Kita harus mewaspadai dinamika iklim dan cuaca ekstrem yang terus berlanjut, yang akan berakibat kepada perubahan ekonomi dunia, terutama ketahanan pangan.
Lebih lanjut Tito menyebut, dari angka 4,33 persen (y-o-y) ini, penyumbang nomor satu inflasi adalah transportasi yakni sebanyak 1,45 persen. “Jika kita bisa menurunkan 1 persen inflasi transportasi ini, maka inflasi kita bisa turun di angka 3,9 atau 3,8 persen ke depan. Namun kenyataannya daerah masih sangat sulit untuk menurunkan harga tiket pesawat/kargo pesawat,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini dalam paparannya menyampaikan pada minggu kedua Mei 2023, ada 10 kabupaten/kota dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di Luar Pulau Jawa, salah satunya adalah Kabupaten Barito Selatan yang berada di posisi lima IPH tertinggi. “Komoditas andil terbesar inflasi di Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah adalah Beras, Daging Ayam Ras, dan Bawang Merah,”
Kabupaten Solok pada triwulan I pada bulan Januari s.d Maret 2023 terjadi fluktuasi harga terhadap komoditi cabe merah dan bawang merah disebabkan karena produksi kedua komoditi tersebut sangat rendah yang dipengaruhi oleh curah hujan yang cukup tinggi di bulan November dan Desember 2022 sehingga terjadinya gagal panen. Sementara untuk kenaikan pada bulan maret terjadi pada komoditi gula pasir, bawang merah, telur ayam ras, minyak goreng dan tepung terigu.
Hal ini disebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat menghadapi bulan suci Ramadhan. Dalam Laporan Kementerian Perdagangan disampaikan Perkembangan Harga H+6 Lebaran, Harga Barang Kebutuhan Pokok Periode Ramadhan dan Lebaran 1444H/2023 Relatif Stabil bahkan Mengalami Penurunan, Hanya beberapa Komoditas tertentu seperti daging sapi dan daging ayam mencatat kenaikan mengulang tren pada tahun-tahun sebelumnya.
Dalam rapat tesebut dihadiri oleh Forkopimda,Asisten II Deni Prihatin,ST,MT,staf ahli bidang Ekonomi,keuangan dan Pembangunan,Eva Nasri,SH,MH,Kepala OPD terkait, kabag perekonomian sekretariat daerah Yossi Agustina,SP,M,Si,serta Bagian SDA sekretaris daerah.
(adm)