Iklan bank Jatim

Pokja Kampung KB Diharapkan Dapat Meningkatkan Kualitas Anak dan Penurunan Stunting

More articles

Jember, Investigasi.news – Melalui optimalisasi kinerja Kelompok Kerja Kampung Keluarga Berencana (Pokja Kampung KB), diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak dan menurunkan angka stunting.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dr Hendro Soelistijono mewakili Pjs Bupati saat mengadakan pertemuan dengan Pokja Kampung KB se Kabupaten Jember di Aula PB Sudirman, pada Senin (14/10/2024) siang.

Kegiatan itu dihadiri oleh Plt DP3AKB Kabupaten Jember, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Perwakilan BKKNN Provinsi Jawa Timur, Kepala bidang DP3AKB Kabupaten Jember, Ketua Pokja Kampung KB 248 desa dan kelurahan, Penyuluh KB dan operator data total 329 undangan.

Untuk mencapai harapan agar terjadi peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta dapat menurunkan angka stunting, maka terus dipacu semangat agar Pokja Kampung KB bekerja optimal.

Baca Juga :  Peran Pengadilan Agama Dalam Penurunan Angka Stunting Di Kabupaten Jember

“Dengan cara menukik pada meningkatkan kesadaran, kalau dulu kan dipaksa,” ujarnya.

“Kalau sekarang, terdorong untuk menyadari betapa pentingnya merencanakan sebuah keluarga yang berkualitas,” imbuhnya.

Terkait dengan upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Jember, kata Hendro telah dilakukan upaya penimbangan secara rutin.

“Kalau dulu hanya dilakukan pada bulan Maret dan Agustus, karena bersamaan dengan pemberian vitamin A, kalau Sekarang sudah wajib diatas 95 persen kunjungan,” tegasnya.

Dengan kunjungan secara rutin itu, kata Hendro maka akan didapatkan potret yang lebih akurat terkait dengan kesehatan balita.

“Sebelumnya, memang hanya sekitar 60 sampai 70 persen, makanya ada sekitar 40 persen yang tidak terdata,” ujarnya.

Dengan meningkatnya kunjungan, kesehatan balita dapat terus terpantau di setiap Desa.

Baca Juga :  DPC PERADI Kabupaten Jember Mengadakan Ujian Profesi Advokat 2024

“Semoga dengan memberikan makanan tambahan, yang dananya bersumber dari CSR, DAU dan dana dari pusat dapat menurunkan angka stunting dan Kekurangan Energi Kronis (KEK),” harapnya, sehingga dapat lahir bayi bayi yang berkualitas,” tandanya.

Hendro mentargetkan angka stunting di kabupaten Jember dibawah 10 persen, malahan data data yang ada mencapai 7 persen.

“Kalau terjadi perbedaan dengan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), karena SSGI hanya mengambil data sampling saja, sedangkan kami melakukan penimbangan secara menyeluruh,” paparnya.

Berikutnya, sepertinya survi akan dilakukan oleh Sucofindo yang lebih kredibel.

“Semoga menghasilkan data yang lebih akurat,” katanya.

Melalui Kepala Plt DP3AKB Kabupaten Jember Poerwahjoedi menjelaskan bahwa Pokja Kampung KB di Kabupaten sudah berdiri sejak Desember 2023.

Baca Juga :  SMAN 1 Tanggul Bekerjasama Dengan Koramil 0824/16 Dalam Giat MPLS

“Yang klasifikasi ada tingkat dasar, mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.

Hingga 12 Oktober 2024, sudah tidak ada lagi desa yang tingkat dasar, berkembang menjadi 42 Desa Kelurahan, Mandiri 1 Desa, dan 205 Desa/Kelurahan masuk klasifikasi berkelanjutan.

“Ini merupakan hasil kerja Pokja KB, melalui program Tribina, yang bekerja secara kolaboratif, yang secara berkala memberikan laporan melalui Website Kampung KB,” jelasnya.

Dari 31 Kecamatan di Kabupaten Jember, masih ada 10 Kecamatan yang menjadi sasaran utama untuk ditingkatkan.

“Kami mendorong keterlibatan pemerintahan desa untuk aktif dalam menggerakkan Kampung KB dan Pokja, sehingga terlahir semangat yang sifatnya gotong royong,” paparnya.

Sementara di 3 Kecamatan kota, ada 2 Kecamatan yang sudah tuntas, yaitu Kaliwates dan Patrang, sedangkan di Kecamatan Sumbersari masih ada 3 kelurahan yang masih dikawal.

“Saya, harapkan Ahir tahun sudah tergarap tuntas semua,” pungkasnya. JS

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest