Ketika mendengar istilah “polisi gadungan,” yang terlintas di benak kita biasanya adalah sosok penipu yang berpura-pura menjadi polisi untuk menakuti orang dan mengeruk keuntungan pribadi. Polisi gadungan semacam ini sering memakai seragam palsu untuk merayu wanita, menipu janda, atau bahkan memeras uang dari orang lain. Perilaku mereka kerap meresahkan masyarakat, hingga akhirnya ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku di negara kita.
Namun, di tengah bayang-bayang negatif tersebut, muncul satu nama yang berbeda: Manda. Manda, meski mengenakan pakaian polisi, bukanlah sosok yang menakut-nakuti atau mencari keuntungan pribadi. Sebaliknya, Manda adalah seorang polisi “gadungan” yang justru membawa kebaikan. Dengan seragamnya, dia secara sukarela membantu mengatur lalu lintas di berbagai titik keramaian di kotanya, memastikan semuanya berjalan tertib dan aman.
Setiap pagi, ketika anak-anak bersiap menuju sekolah dan para pekerja memulai perjalanan ke kantor, Manda sudah berdiri di persimpangan jalan. Tidak menunggu instruksi atau penghargaan, dia langsung turun tangan mengatur arus kendaraan. Keberadaan Manda sering kali lebih awal dibandingkan petugas lalu lintas resmi. Kehadirannya di jalan-jalan utama menjadi pemandangan yang biasa, namun tetap mengundang decak kagum dari para pengendara dan pejalan kaki yang melihatnya.
Manda bukanlah seorang petugas lalu lintas resmi; dia adalah seorang anak dengan keterbelakangan mental. Meski begitu, ada satu hal yang menonjol darinyaโkepekaannya terhadap lingkungan sosial. Tanpa perlu diberi tahu, Manda tahu bahwa keselamatan dan ketertiban lalu lintas adalah hal yang penting. Dia tidak ingin melihat orang lain celaka atau terjebak kemacetan, dan itulah yang mendorongnya untuk melakukan apa yang dia bisaโmengatur lalu lintas.
Kemampuan Manda dalam mengatur lalu lintas tidak didapatkannya melalui pelatihan formal. Semua dia pelajari sendiri, dari pengamatan dan pengalaman sehari-hari. Dengan ketulusan dan dedikasi, dia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kota, khususnya di jam-jam sibuk. Manda tahu kapan harus menghentikan kendaraan, kapan harus memberi jalan, dan bagaimana cara membuka atau menutup jalur lalu lintas agar semuanya berjalan lancar.
Manda adalah contoh langka dari seorang polisi “gadungan” yang tidak hanya tidak meresahkan, tetapi justru sangat menginspirasi. Di tengah keterbatasannya, dia menunjukkan bahwa niat baik dan kepedulian sosial bisa muncul dari siapa saja, tak peduli latar belakang atau kondisi fisik dan mental. Manda tidak hanya berperan sebagai pengatur lalu lintas, tetapi juga sebagai pengingat bagi kita semua bahwa setiap orang bisa berkontribusi untuk kebaikan bersama, dengan cara mereka masing-masing.
Di kota ini, Manda mungkin bukanlah sosok yang memiliki wewenang resmi. Namun, dia memiliki sesuatu yang jauh lebih berhargaโrasa empati dan dedikasi untuk membuat lingkungannya menjadi tempat yang lebih baik. Manda adalah “polisi” gadungan yang patut kita apresiasi, bukan karena seragam yang dia kenakan, tetapi karena hati yang dia bawa dalam setiap tindakannya.
Penulis: Zul