HJK Ke-237 Bukittinggi Berlangsung Sederhana

More articles

Bukittinggi, investigasi.news – Perayaan Hari Jadi Kota (HJK) ke-237 Bukittinggi tahun ini dirayakan secara sederhana, tidak ada penggratisan objek wisata seperti yang dilakukan Pemkot Bukittinggi pada tahun sebelumnya.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi, Supadria yang membenarkan tidak lagi menerapkan penggratisan masuk objek wisata berbayar seperti pada momentum HJK 236 tahun 2020 lalu.

Saat itu, Pemkot Bukittinggi memberikan promo gratis selama dua hari berturut-turut 22 dan 23 Desember kepada masyarakat untuk masuk objek wisata berbayar seperti Lobang Jepang dan TMSBK.

“Benar, tahun ini tidak ada lagi kebijakan itu, berkaca ke tahun lalu jika digratiskan ternyata pengunjung sangat ramai sekali, sesuai arahan Wali Kota Erman Safar terkait masih suasana pandemi saat ini dan masih diberlakukannya pembatasan jumlah pengunjung,” kata Supadria di Bukittinggi, Rabu.

Baca Juga :  Walikota Bukittinggi Beri Apresiasi Hasil Rekomendasi dari Pansus LKPJ

Selain tidak memberikan penggratisan masuk ke objek wisata, hal yang sama seperti tahun lalu adalah tidak adanya euforia atau kemeriahan berlebihan menyambut hari bersejarah yang diperingati setiap tahun bertepatan 22 Desember itu.

“Karena masih dalam suasana pandemi, tentu semua disesuaikan dengan kondisi daerah, memulihkan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat jauh lebih penting,” kata Sekretaris Kota Bukittinggi, Martias Wanto di Bukittinggi, Rabu.

Hal itu juga diterapkan Pemko Bukittinggi bersama anggota dewan setempat dalam rangkaian rapat paripurna istimewa HJK di Balai Sidang Bung Hatta.

“HJK itu yang puncak acaranya berupa Rapat Paripurna Istimewa dengan DPRD juga dibatasi, tamu diundang secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat,” kata Martias Wanto.

Baca Juga :  Pjs Wako Hani S. Rustam Silaturrahmi dengan Tokoh Bukittinggi

Martias Wanto berharap dengan tidak menampilkan kemeriahan yang tampak ke publik, momentum peringatan HJK Bukittinggi tetap dimaknai secara positif.

“Yang terpenting Pemkot bersama warga kota tidak melupakan sejarah, kesederhanaan suasana HJK tentunya tidak sedikitpun melunturkan perjuangan tokoh-tokoh yang telah membangun Kota Bukittinggi dari masa ke masa,” tutupnya. Malin

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest