Iklan bank Jatim

Editorial: Rekaman Maut’ Dari Ruang Command Center Pemda Sula

More articles

Belum banyak yang tahu dari mana asal rekaman maut berdurasi 40 menit 20 detik yang beredar viral di masyarakat Kab. Kepulauan Sula, yang kemudian membuat keresahan pada Rabu sore sampai malam tanggal 7 Agustus 2024.

Rekaman itu pertama kali di-posting oleh akun FB dengan nama Yuli Liambana, lalu kemudian siapa Yuli Liambana dan apa kepentingannya?

Dari penelusuran investigasi, Yuli hanya akun fake yang sengaja di produksi untuk men-share rekaman ini, sedangkan tujuan rekaman ini disebarluaskan masih menjadi tanda tanya, namun yang pasti terbuka kedok oknum pejabat Pemda Sula, yakni Suwandi Gani (Kabag Pemerintahan) dan Kamarudin Mahdi (Inspektur) Pemda Kab. Kepulauan Sula, serta sejumlah Kades yang mengikuti rapat pada saat itu.

Masih dari sumber terpercaya media ini, diinformasikan bahwa rapat tersebut digelar di ruang Command Center lantai 2 Kantor Bupati Sula di Desa Pohea, Kec. Sanana Utara, rapat tersebut infonya terjadi pada bulan Juli tahun 2024, dan rapat bersifat zoom meeting, yang hadir di ruang Command Center hanya para Kades, sedang Suwandi Gani dan Kamarudin Mahdi ada diluar daerah.

Baca Juga :  Janji Bupati Sula “Manta Samua”

Sebenarnya antisipasi untuk rapat ini tidak bocor keluar sudah dilakukan, dengan merazia HP para Kades, setiap Kades yang masuk ruangan tidak diperbolehkan membawa HP, lalu siapa yang bisa atau potensi merekam rapat tersebut ?

Hal ini yang kemudian menjadi tanda tanya besar, bukan saja di internal para Kepala Desa (Kades) dan jajaran Pemda Sula, tapi juga publik di kabupaten ini.

Media ini juga mendapat informasi terjadi saling tuding di internal mereka terkait siapa yang menyadap rapat pada hari itu, selain Kades kabarnya jajaran di dinas Kominfo disorot menyangkut bocornya komunikasi di ruangan rapat zoom Command Center Pemda Sula, pasalnya Dinas Kominfo menjadi fasilitator rapat tersebut.

Baca Juga :  Dibidik Tapi Lolos / Ambigu

Meski belum terjawab siapa orang yang menyadap kemudian menyebarluaskan pembicaraan rapat tersebut, namun bisa dipastikan jika di lingkaran petahana juga tidak steril.

Rapat pembahasan antara dua oknum pejabat Pemda Sula dan para Kades memang sangat berbahaya didengar pihak lain, apa lagi sampai vulgar tersebar dan viral ke publik.

Pasalnya dalam rapat tersebut dibahas secara gamblang pemenangan Bupati Petahana Fifian Adeningsi Mus (FAM) yang tanpa syarat, makanya dikatakan dalam rapat tersebut, mau dengan cara apapun harus menang, bahkan tekanan Suwandi dan Kamarudin, *Kalah satu suara saja, maka anda dianggap gagal dan tidak bekerja*, ini pressure yang disampaikan dalam rapat itu kepada semua kepala desa yang hadir.

Kemudian pembahasan yang tidak kalah menarik namun tetap berbahaya untuk dikonsumsi pihak lain adalah, skenario untuk menjegal Verifikasi Faktual (Verfac) bakal Paslon Pilkada ISDA (Ihsan Umaternate-Darwis Gorontalo), karena dalam pembahasan tersebut sepertinya mereka memegang data yang sama dipegang oleh KPU, Bawaslu dan Tim Data Paslon ISDA.

Baca Juga :  Perintahkan Semua SKPD Nobar Di Jatiland Ternate Menjadi Kebijakan Hura-hura Bupati Sula

Kemudian yang tidak kalah mencekam adalah pembahasan atau arahan untuk Kades Fatkayoun pada menit 15:39 dan Kades Auphonia pada menit 21:17 rekaman tersebut, jelas sekali kalo baik Suwandi Gani atau Kamarudin Mahdi memberikan tekanan untuk menang dengan cara apapun: *Kalo Perlu Pake Parang, Kalo Perlu Potong* arahan ini yang kemudian banyak membuat gerah banyak pihak.

Lalu pertanyaan besar dari editorial media ini adalah, apa kemudian oknum pejabat Pemda Sula tersebut tidak berpolitik? Bukan memprovokasi? Tidak menghasut para Kades? Dan apa ini semua dibolehkan oleh aturan perundang-undangan???

Wallahualam Bissawab, biar waktu yang akan menjawabnya.

Oleh: Rahman Latuconsina

Jurnalis Investigasi.news Biro Kepulauan Sula.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest