Diduga Depresi Karena Dianiaya Dan Diperkosa, Gadis 19 Tahun Di Payakumbuh Nekad Minum Racun Serangga

More articles

Payakumbuh, Investigasi.news – Nasib tragis dialami oleh seorang gadis berinisial S (19) warga Tanjung Pauh, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh ini. Nyawanya nyaris melayang usai nekad menegak racun serangga pada Senin (29/11) pagi di kediamannya.

Beruntung pihak keluarga yang sebelumnya curiga melihat kondisi korban yang kritis, segera sadar dan melarikannya ke RSUD Adnaan Wd dan mendapatkan perawatan secara itensif.

Usut punya usut, ternyata penyebab korban nekad meminum racun serangga lantaran mengalami depresi serta traumatik berat akibat telah menjadi dugan korban penganiayaan dan perkosaan dari 3 orang pelaku pada Minggu (28/11) dini hari kemaren di Kawasan Sitanang, Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.

Hal tersebut diungkapkan oleh pihak keluarga korban kepada tim redaksi Sumbartime.com, Senin 29 November 2021 malam pukul 20.00 WIB.

Menurut Ega, kakak kandung korban, dirinya mengungkapkan adiknya nyaris tewas usai meminum racun serangga pada pagi hari. Beruntung pihak keluarga mengetahui dan segera melarikan korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tuturnya menyebutkan.

Pihak keluarga juga menjelaskan, jika dugaan penyebab korban nekad ingin mengakhiri hidupnya dengan sebotol racun serangga akibat diduga telah menjadi korban penganiayaan dan perkosaan sehari sebelumnya.

Ega menjelaskan, pihak keluarga mengetahui kejadian setelah mendapatkan laporan langsung dari korban terkait peristiwa biadab yang baru saja dialaminya.

Lebih jauh diterangkan lagi, korban yang sehari hari bekerja di sebuah toko kue kawasan pasar Payakumbuh, pada Sabtu malam, sekira pukul 20.00 WIB, dijemput oleh seorang pria berinisial H (21) teman dekat korban sendiri di rumahnya, kawasan Tanjung Pauh, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.

Saat itu H, yang merupakan warga kawasan Lareh Sago Halaban Kabupaten Limapuluh Kota mengajak korban untuk bermalam minggu. Korban yang sebelumnya sudah terbiasa dengan H, tanpa rasa curiga menyanggupi dan memenuhi ajakan dari H tersebut.

Dengan menumpang di kendaraan milik H, korban keluar rumah bermaksud pergi bermalam minggu. Selanjutnya sekira pukul 23.00 WIB, korban meminta agar H untuk mengantarkannya pulang. Saat itu H menyanggupi tetapi dengan syarat korban menemani H menuju kediaman rumahnya kawasan Sitanang Lareh Sago Halaban.

Akan tetapi belum sampai di tempat tujuan, H memutar arah kendaraannya, masih di kawasan Sitanang di sebuah tepian Sungai. Ternyata di lokasi tersebut yang terpasang sebuah tenda camping, telah ada dua teman H yang menunggu di lokasi.

Tapi, tutur Ega kakak korban lagi, untuk dua orang teman dari H tersebut, korban tidak mengenal mereka. Saat di lokasi itulah, korban dipaksa oleh H dan diancam untuk ikut menegak minuman keras yang telah mereka sediakan.

Awalnya, korban sempat menolak ikut minum, namun setelah mendapatkan perlakuan kasar yang diiringi dengan kekerasan, dengan ketakutan korban terpaksa ikut mengkonsumsi miras tersebut.

Saat korban sudah dalam kondisi separo sadar akibat menegak miras, diduga terjadilah perbuatan biadab terhadapnya yang dilakukan oleh ketiga pelaku. Namun masih menurut penuturan kakak korban berdasarkan pengakuan korban, saat itu korban tidak tau siapa yang telah melakukan perbuatan biadab karena dalam kondisi mabuk akibat pengaruh miras., Akan tetapi yang pasti saat dirinya tersadar, pakaian bagian bawahnya sudah tidak ada lagi dan dalam kondisi setengah bugil, papar Ega.

Namun petaka yang dialami oleh adiknya tersebut, menurut Ega lagi, tidak hanya sampai di situ saja. Saat korban sadar dan siuman, di dalam tenda ada salah seorang teman dari H saat itu dalam kondisi memeluk dan mencabulinya.

Sadar akan bahaya yang sedang terjadi, dengan reflek korban berusaha melawan. Korban sempat menusukan gelang besi yang dia pakai ke tubuh salah satu pelaku. Namun pelaku bukannya surut, malah semakin brutal, menjambak dan melakukan penganiayaan terhadap korban sehingga korban tidak berdaya dan terbaring pasrah.

Saat korban dalam kondisi terbaring lemah itulah, kembali terjadi perbuatan percobaan perkosaan yang dilakukan oleh teman dari H. tersebut. Namun beruntung tiba tiba ponsel milik korban berbunyi dengan nada panggilan Sehingga para pelaku yang berniat ingin mencabuli kembali korban terhenti kerjanya dan membatalkan aksinya serta merampas ponsel korban dan mematikannya.

Saat para pelaku lengah itulah, korban yang dalam kondisi setengah bugil berusaha kabur melarikan diri. Akan tetapi saat korban berada di tepian sungai, korban bertemu dengan H. Ironisnya, bukan malah iba, tetapi H, malah sengaja mendorong korban ke arah sungai yang kuat dugaan bertujuan untuk menghabisi korban”, papar Ega.

Melihat korban terjatuh ke dalam sungai itulah, H beserta dua orang temannya meninggalkan korban sendirian pergi meninggalkan lokasi.

Sementara itu, keberuntungan ternyata masih ada di miliki oleh korban. Saat didorong oleh H ke dalam sungai, beruntung hanya kakinya yang terpeleset sehingga saat membentur batuan besar di tepian sungai, hanya mengalami luka lecet dan terkilir.

Selanjutnya dengan tertatih-tatih korban berusaha naik ke atas daratan, Selanjutnya korban menemukan ponselnya kembali dan segera menghubungi pihak keluarga.

Setelah pihak keluarga datang ke lokasi dimana adik mereka baru saja mendapatkan perlakuan biadab, selanjutnya membawa pulang korban ke rumah. Seterusnya pada Minggu malamnya, korban bersama keluarga membuat laporan polisi.

Atas kejadian tersebut pihak keluarga berharap perlakuan biadab yang diterima dan dialami oleh adik mereka sehingga sempat untuk melakukan aksi bunuh diri dengan meminum racun serangga, mendapatkan hukuman yang setimpal, tutup Ega menerangkan.***

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest