Iklan bank Jatim

Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta Berharap Perang Obor Miliki Dampak Ekonomi Bagi Warga Masyarakat

More articles

Jepara, investigasi.news – Perang Obor atau disebut juga obor-oboran, merupakan salah satu upacara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Jepara, khususnya Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

Pada jaman Kerajaan Demak, konon di Desa Tegalsambi, Jepara, tinggal seorang petani kaya bernama Kiai Babadan yang banyak sekali memiliki kerbau dan sapi. Dan tetangganya yang bernama Ki Gemblong untuk menggembalakan ternaknya.

Karena Ki Gemblong tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan kesanggupannya, maka Kiai Babadan menghajar Ki Gemblong dengan mengunakan obor dari pelepah kelapa, terjadilah pertarungan atau perang obor antara Kiai Babadan dan Ki Gemblong.

Akibat adanya peristiwa perang obor, muncul kepercayaan / mitos yang
dijadikan landasan warga setempat untuk tidak melanggar larangan-larangan dalam pelaksanaan Upacara Tradisional Perang Obor. Masyarakat menganggap bahwa semua itu adalah warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga :  Sekda Edy Sujatmiko Pimpin Apel Pagu: Ajak ASN Sosialisasikan Budaya Adipura ke Masyarakat

Perang Obor rutin digelar setiap pada Senin Pahing, malam Selasa Pon di Bulan Dzulhijjah dalam kalender Jawa atau Arab.

Tradisi Perang Obor Tegalsambi kembali digelar pada hari Senin malam, 5 Juni 2023. Sebelum api obor disulut, Petinggi Tegalsambi Agus Santoso diarak 40 pasukan yang membawa 400 obor. Turut dalam arak-arakan ini Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, Dandim, Kapolres, Sekda dan Wakil Ketua DPRD Jepara Pratikno.

Prosesi ini yang dimulai dari rumah Petinggi Agus Santoso juga mengarak dua pusaka yaitu dua buah pedang yaitu pedang Gendir dan Pedang Gambyong Sari serta sebuah arca dan sebuah Bedug Dobol, yang dipercayai sebagai warisan Sunan Kalijaga.

Baca Juga :  Ketua DPRD Jepara Haizul Maarif Terima RAPBD 2024, Target APBD Final Sebelum Akhir November

Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta saat membuka perang obor mengungkapkan, “Ritual ini merupakan tradisi terbesar di Jepara, setelah Lomban. Harapan saya Perang Obor ini dapat terus di kembangkan hingga memiliki dampak ekonomi bagi warga masyarakat ” Kata Edy Supriyanta.

“Tradisi dan budaya memiliki peran penting dalam membangun karakter siswa Harapan saya melalui Proyek Penguatan Profile Pelajar Pancasila, tradisi – tradisi Jepara dapat masuk dalam kurikulum sekolah, ” papar Edy Supriyanta.

(Petrus)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest