Langsa, Investigasi.news – LSM Bungong Lam Jaroe mengajukan permintaan tegas kepada para pejabat berwenang untuk lebih selektif dalam memilih Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Langsa. Mereka berharap agar pemilihan Sekda tidak dilakukan sembarangan, seperti “membeli kucing dalam karung”.
“Semua orang boleh menjadi Sekda Kota Langsa buat kedepanya setelah habis pemilihan wali kota langsa yang defenitif, asalkan memenuhi syarat dan kriteria yang diatur oleh undang-undang. Sekda seharusnya orang yang membela kepentingan instansinya demi membangun dan memelihara kemakmuran daerah,” ujar Zul Fadli, S.Sos, MM, selaku Sekretaris LSM Bungong Lam Jaroe, Kamis (05/09/2024) di salah satu kafe di Taman Krueng Langsa, Gampong Sidorejo, Kecamatan Langsa Lama, sekitar pukul 17.30 WIB. Ia menekankan bahwa Sekda yang terpilih tidak boleh hanya mengutamakan kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang banyak, apalagi korps-nya sendiri, yang merupakan rekan kerja dalam pemerintahan.
Zul Fadli menyatakan bahwa Sekda yang baik harus memiliki rekam jejak dan catatan kinerja yang baik, baik sebelum diangkat maupun selama menjabat. โKami berharap pejabat berwenang tidak mengangkat Sekda yang hanya diam ketika Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN dipotong, atau ketika baju dinas tidak dianggarkan selama lebih dari 12 tahun. Sekda harus proaktif. Jika ada ASN yang terjerat masalah hukum, Sekda seharusnya turun tangan, memberikan dukungan moral maupun material untuk membantu ASN tersebut memperoleh bantuan hukum,โ tegas Zul Fadli.
Ia menambahkan bahwa sangat ironis ketika Sekda tidak berbuat apapun dalam situasi-situasi yang merugikan ASN maupun masyarakat. Zul Fadli juga menyoroti sikap Sekda yang sering kali tidak mengambil tindakan apa-apa dalam menghadapi berbagai permasalahan, padahal mereka adalah bagian dari roda pemerintahan.
Dalam pandangannya yang lebih kritis, Zul Fadli menyatakan bahwa jika tidak terbentur aturan, ia bahkan lebih memilih buruh kasar daripada ASN untuk diangkat menjadi Sekda. “Kalau saya cermati dengan teliti, jujur saja, saya lebih memilih buruh kasar menjadi Sekda ketimbang ASN. Mereka lebih setia kawan daripada ASN,” ujarnya dengan nada keras. Hal ini, menurutnya, karena banyak ASN yang lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mampu bekerja sama dengan baik dalam pemerintahan.
Zul Fadli juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Sekda Kota Langsa selama ini, yang menurutnya hanya bekerja jika ada instruksi atau permintaan khusus. “Sekda Kota Langsa dari dulu sampai sekarang ibarat lembu yang ditusuk hidungnya, bekerja hanya jika ada ‘pesanan’. Bila tidak ada ‘pesanan’, mereka tidak tahu bagaimana cara bekerja. Akibatnya, kerjanya lebih banyak merugikan korps,” ungkapnya dengan kiasan yang tajam.
Menutup pernyataannya, Zul Fadli berharap agar pejabat berwenang lebih cermat dalam memilih Sekda. “Kalau bisa, jangan memilih Sekda seperti beli kucing dalam karung,” pungkasnya sambil menekankan pentingnya transparansi dan integritas dalam proses pemilihan pejabat publik.
(Tim)