Antrian Tidak Pernah Terurai, Pengelola SPBU Mangon ’Seng Kalesang

Baca Juga

Malut, Investigasi.news – Persoalan antrian yang mengular di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) reguler didesa Mangon-Sanana sepertinya tidak akan bisa dientaskan selama pihak pengelola SPBU masih tidak peduli (seng kalesang, bahasa Melayu Ternate-red) dengan kondisi yang ada.

Hal ini sesuai diungkap oleh Mardiana Umanailo sekretaris Satgas BBM Bersubsidi Pemda Kab. Kepulauan Sula, beberapa waktu lalu saat mengurai antrian di SPBU Mangon.

“Persoalan antrian SPBU Mangon itu kompleks, namun masalah sesungguhnya ada di manajemen SPBU, kalo manajemennya tertata dengan baik maka persoalan ini tidak lagi terjadi”, kata Mardiana yang di struktural menjabat sebagai Kabag Ekonomi Pemda Sula.

Karena tidak tertata dengan baik, kemudian saya melihat ‘payment’ mereka juga payah makanya masalah dropping BBM juga menjadi pemicu antrian, lanjut Mardiana.

“Kita sudah meminta kuota 10 KL dari Pertamina, asumsinya dihabiskan 5 KL atau lebih, sisanya untuk besok pagi sebelum ada drop dari Pertamina, tapi ini pagi minyak sudah kosong sementara Pertamina mau drop itu tergantung payment atau pembayaran mereka, sedangkan pagi itu kan jam-jam sibuk, makanya menumpuk kendaraan dan terjadi antrian”, ungkap Mardiana.

Sementara itu photo yang ditampilkan media ini adalah photo dari aduan masyarakat (dumas), pada hari ini Jumat 17 November 2023.

Akan tetapi yang disampaikan masyarakat pada hari ini sudah tidak asing lagi, karena antrian hampir setiap hari terjadi di SPBU reguler Mangon, kota Sanana.

Pihak pengelola SPBU disinyalir acuh tau dengan keadaan yang terjadi, meski pihak manajemen SPBU pernah diajak RDP dengan DPRD Sula, atau juga hearing dengan pihak satgas dan polres Kepulauan Sula.

Disisi lain ada masyarakat pengguna BBM subsidi jenis pertalite yang dirugikan, ada juga kelompok tukang ojek, sopir angkot dan sopir gemkaubarens (angkutan antar desa ke kota), mereka kadang terpaksa harus membeli BBM non subsidi seperti Pertamax karena tidak tahan dengan antrian yang begitu panjang.

“Tidak tahan antriannya begitu panjang, waktu kami untuk mencari habis nanti”, pungkas Korea, salah satu pengojek di kota Sanana.

Namun apa yang menjadi keluhan kelompok tadi sama sekali tidak dipedulikan oleh pengelola SPBU Mangon, karena faktanya antrian terus mengular setiap hari dan ini masih saja terjadi.

( RL )

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles