Malut, Investigasi.news – Saat ini masih berlangsung tahapan pleno PPK pada 12 Kecamatan yang tersebar di Kab. Kepulauan Sula, setelah itu pleno Kabupaten dan penetapan oleh KPU Sula, harap cemas bukan saja dirasakan oleh para kontestan peserta pemilu tapi juga 70.000 lebih masyarakat Sula, menyangkut wakil mereka di DPRD Sula untuk 5 tahun kedepan.
Hal ini diungkap Raski Soamole mantan Presma STAI Babussalam Sula.
“Sula memiliki catatan kelam untuk anggota DPRD periode lalu, yakni tahun 2019-2024, yang kurang menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat, sehingga berimbas kepada minimnya menyerap aspirasi masyarakat”, ujar Raski (22/2).
Sejumlah persoalan tidak bisa dipecahkan, kemudian minimnya pelayanan kepada masyarakat, serta terabaikannya kebutuhan masyarakat, itu DPRD tidak bisa berbuat banyak, pada sisi yang lain DPRD seperti menjadi penonton pada arena sirkus yang menyaksikan pemerintah daerah (Pemda) melakukan akrobatik hamburkan anggaran daerah, tambahnya.
“Sebut saja beberapa kali perjalanan dinas pejabat Pemda Sula ke luar negeri kemudian dua kali pelaksanaan FTW, apa sesungguhnya keuntungan buat masyarakat atau untuk daerah?”, tanya Raski.
Wajar saja jika masyarakat hari ini pada posisi harap cemas, menanti dengan penuh harap mereka yang duduk di parlemen Sula bisa jauh lebih baik lagi dari periode yang kemarin.
“Terlepas dari pesta demokrasi kita yang hingar-bingarnya selalu tertanda dengan istilah merah-merah (politik uang-red), namun jujur saja ada masyarakat yang berdoa pada penghujung malam untuk hasil pesta demokrasi kalo ini, agar berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan memakmurkan masyarakat Sula sekalian”, pungkas pria yang sekarang aktif di organisasi Nelayan Sula (HNSI).
Kepada investigasi Raski menyampaikan harapannya, kepada dewan yang terpilih nanti agar bisa bersama membangun negeri dad hia ted sua yang lebih baik lagi.
( RL )