Malut, Investigasi.news – Sejumlah petani di desa Kaporo-Kec. Mangoli Selatan, Kab. Kepulauan Sula, mengeluhkan sawah mereka tidak lagi tersirami (teraliri-red) air akibat saluran irigasi yang retak, sehingga air tidak lagi sampai ke sawah mereka.
Hal tersebut disampaikan Farid kepada investigasi, Minggu (21/1) sambil menunjukkan gambar dan video irigasi yang retak.
โKami tidak tau harus mengeluh ke siapa, tapi faktanya sawah kami tidak lagi tersirami air akibat saluran irigasi yang retak”, kata Farid.
Namun demikian, Farid berharap adanya perhatian dari Pemda Kab. Kepulauan Sula, pada dinas teknik yakni dinas pertanian.
โJika sawah kami berhasil panen kami juga mau Bupati Sula ikut serta memanennya seperti Bupati panen tanaman barito”, sambung Farid.
Sementara itu dapat dikabarkan jika irigasi Kaporo dibangun tahun 2018-2019 melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kepulauan Sula dengan nilai kurang lebih sebesar Rp9,79 miliar, namun sayangnya ada masalah tidak pidana korupsi yang kemudian menyeret beberapa pejabat dinas PUPR Pemda Sula maupun pihak pelaksana pekerjaan.
(RL )