Malut, Investigasi.news – Meja redaksi investigasi dibanjiri komentar menyangkut rekaman viral berdurasi 40 menit 20 detik, yang diduga merupakan recording rapat antara Suwandi Gani (Kabag Pemerintahan) dengan Kamarudin Mahdi (inspektur) Pemda Kab. Kepulauan Sula bersama sejumlah Kepala Desa (Kades) di Sula.
Rekaman ini kemudian menuai kontroversi karena bermuatan hasutan, ujaran kebencian sampai kepada sebuah skenario besar untuk menjegal verifikasi faktual (Verfac) yang sementara ini sedang berjalan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah Kepulauan Sula.
Mayoritas komentar pembaca investigasi mengarah kepada dua oknum pimpinan OPD yang dinilai tidak cakap menjalankan tugas, bukannya menjaga netralitas Pilkada 2024, tapi malah menghasut para Kades untuk melakukan perbuatan melawan hukum dan mencemari alam demokrasi di Kepulauan Sula.
“Mereka dua orang itu kan alumni STPDN, kok berprilaku anarkis seperti itu, mengajak orang baku potong, menghasut orang angkat parang, maksudnya apa itu ?”, tanya pembaca Investigasi (8/8).
Pembaca Investigasi lainnya menilai bahwa Suwandi Gani dan Kamarudin Mahdi sebagai oknum alumni yang tidak menjaga nama baik korps Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
Akibat rekaman yang beredar viral tadi situasi politik di Kepulauan Sula agak sedikit memanas.
(RL)