Waiboga Menjadi Desa Sadar Politik Di Kepulauan Sula

More articles

spot_img

Malut, investigasi.news- Desa Waiboga di Kecamatan Sulabesi Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula-Maluku Utara, bisa dikatakan sebagai desa sadar politik dan melek demokrasi.

Dikatakan demikian karena sebelumnya desa ini menghasilkan 3 anggota DPRD Kab. Kepulauan Sula, periode 2019-2024, ketiganya adalah Adenyong Tidore (PDIP), Ajis Umanahu (Demokrat) dan Ramli Tidore (PKS) dan diprediksi ketiga petahana ini kembali lolos ke bukit harapan kantor DPRD Sula di desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara.

Masyarakat desa Waiboga rupanya tidak bergeming meski derasnya arus money politic (politik uang), kemudian tekanan dan arahan kekuasaan, sebaliknya politik identitas malah cenderung dimainkan masyarakat disana.

Selain Waiboga, ada desa di Kecamatan Mangoli Utara Timur yang punya tradisi menghasilkan anggota dewan, yakni desa Kawata yang selama 15 tahun belakangan memproduksi figur DPRD Sula, namun belakangan kabarnya pada pileg ini mereka gagal mempertahankan tradisi untuk meloloskan profil seperti Almarhum (Alm) Jufri Umasugi (2009-2014, 2014-2019) dan Azhar Makian (2019-2024).

Baca Juga :  Tidak Hadiri Perayaan Milad, KAHMI ‘plat merah’ di Sula Mendapat Sorotan

Sementara itu tidak bisa dipungkiri bahwa kultur pemilih di Sula masih dibayangi dengan (maaf) pemilih dibayar dan jauh dari kategori pemilih rasional, lihat saja pada pemilu kali ini ‘bahasa kode’ Rizal atau Lilis menjadi sinyalemen bahwa uang merah-merah menjadi mahar untuk sebuah suara.

Namun demikian, Waiboga dan Kawata bisa menjadi potret harapan akan masa depan demokrasi di negeri dad hia ted sua, karena sehatnya demokrasi di suatu daerah menjadi prasyarat untuk menghasilkan pemimpin yang amanah, punya integritas dan kredibilitas. Rahman

spot_img
spot_img

Latest

spot_img