Masyarakat Desa Wayo Pertahankan Tradisi, Tolak Keputusan PHBI Untuk Shalat Idul Fitri Di Desa Bobong

More articles

Taliabu, Investigasi.newsSuasana kehangatan dan kebersamaan terasa di Desa Wayo, Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Pulau Taliabu, ketika masyarakatnya memutuskan untuk mempertahankan tradisi lama dengan menolak keputusan sepihak dari Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Pulau Taliabu. Keputusan ini menetapkan agar masyarakat Desa Wayo melaksanakan Shalat Idul Fitri di Desa Bobong tanpa memperdulikan usulan dari Imam Desa Wayo. Penolakan ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang digelar pada malam hari ini, Jumat (5/4).

Sebagian besar masyarakat Desa Wayo menegaskan bahwa mereka tidak bersedia melaksanakan shalat Idul fitri di Desa Bobong dengan alasan yang cukup kuat. Jarak yang cukup jauh tanpa adanya transportasi umum atau kendaraan pribadi, serta kondisi fisik orang tua yang sudah tidak mampu berjalan jauh, menjadi alasan utama penolakan tersebut.

Baca Juga :  Pemkab Pulau Taliabu Gelar Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H

Menurut Sofyan Hasan, mantan kepala desa Wayo, PHBI seharusnya tidak terlalu campur tangan dalam urusan ini.

“PHBI terkesan terlalu dominan. Desa Wayo telah memiliki segala perlengkapan ibadah yang layak dan mampu menampung seluruh masyarakat untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri. Mengapa sekarang baru ingin memaksa kita pergi ke Desa Bobong tanpa mendengar usulan dari imam desa kami?” ungkapnya.

Tokoh agama Desa Wayo juga menegaskan bahwa di desa mereka, semua perangkat ibadah sudah lengkap. Masjid Desa Wayo telah menjadi tempat rutin bagi pelaksanaan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha selama bertahun-tahun. Kehadiran imam dan hakim syarah yang sudah lengkap di desa mereka menjadi alasan kuat untuk mempertahankan tradisi ibadah di tempat yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.

Baca Juga :  Tiga Kawasan Di Ibu Kota Pulau Taliabu Akan Direlokasi, Ini Tempatnya !

Dengan keputusan ini, Desa Wayo tidak hanya menegaskan identitas dan keberadaannya sebagai satu kesatuan yang utuh, tetapi juga melanjutkan tradisi ibadah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Semoga keputusan ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat Desa Wayo dan menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lainnya dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal.

( Redaksi )

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest