Sia-sia, itu lah kata yang tepat untuk dana 16 M lebih yang digunakan pada pembangunan jalan rabat beton ruas Nggele-Lede. Selain pekerjaan yang tak selesai, masih hitungan bulan pun jalan tersebut sudah retak dan rusak.
Taliabu, Investigasi.News – Persoalan pembangunan jalan rabat beton ruas Nggele-Lede terus menuai masalah, proyek yang dibiayai APBD Taliabu tahun 2022 sebesar 16 miliar lebih ini ‘gatot’ alias gagal total dan terancam tidak bisa dinikmati warga masyarakat Taliabu.
“Dari awal proyek ini memang sudah bermasalah, herannya APH seperti acuh, idealnya Suprayidno Kepala dinas PUPR dan pelaksana pekerjaan sudah harus diperiksa karena ini jelas merugikan keuangan negara”, ujar Lisman Ketua DPC Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Taliabu, Sabtu 26/8.
Uji petik media ini di lapangan, proyek pembangunan jalan Nggele-Lede yang berstatus ‘mangkrak’ tersebut baru dikerjakan beberapa persen saja, alhasil sudah terjadi kerusakan atau retak pada badan jalan, hal ini diduga karena pekerjaan dilakukan secara sembarangan, material pekerjaan juga demikian, menggunakan batu karang laut (lembek kapur) yang pastinya tidak sesuai perencanaan. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan masyarakat, dimana fungsi pengawasan dari dinas yang dinahkodai Suprayidno ’menantu’ Wakil Bupati Ramli itu.
Terkait pekerjaan asal-asalan ruas jalan Nggele-Lede ini sempat viral karena banyaknya perhatian dari masyarakat Taliabu, bahkan Komisi III DPRD Taliabu juga sempat meninjau dengan turun ke lokasi kerja, hanya saja belum terlihat hasil dari fungsi pengawasan Komisi III DPRD Taliabu.
“Kejahatan ini sangat nyata, mulai dari pekerjaan yang dilakukan secara serampangan, kemudian pencarian anggaran yang mencapai 70% tidak sesuai dengan progress pekerjaan, pengunaan material yang asal-asalan dan semua terbukti, belum selesai dikerjakan, belum digunakan sudah rusak”, pungkas Lisman.
Jangan kemudian pihak Kejari Taliabu ikut dalam konspirasi jahat ini, karena sampai dengan hari ini belum ada langkah tegas dari pihak kejaksaan Taliabu, sambung Lisman.
“Saya pastikan akan ada gerakan massa mendemo Kejari Taliabu jika kemudian mereka membiarkan terjadinya perampokan uang negara yang berdampak kerugian bagi masyarakat Taliabu”, tutup Lisman.
Sebagai informasi tambahan, Suprayidno kadis PUPR Taliabu sangat sulit untuk ditemui, dirinya bisa berbulan-bulan tidak masuk kantor, nomor teleponnya juga kadang susah dihubungi, perangai buruk kadis Suprayidno berbanding lurus dengan kinerjanya, bukan hanya proyek ruas jalan Nggele-Lede yang bermasalah, banyak pekerjaan dari tahun-tahun sebelumnya yang sampai sekarang banyak menyisakan masalah, alhasil anggaran yang begitu besar ditangan Suprayidno bagai membuang garam ke laut.
Sementara itu nuansa nepotisme sangat kental melekat pada diri Suprayidno yang merupakan anak menantu dari Wabup Ramli, sehingga banyak kalangan mengatakan apa perangai dan kinerja buruk Suprayidno mendapatkan backing kuat dari Wabup Taliabu, sehingga kadis PUPR ini kokoh pada posisinya, sementara dari kinerja seharusnya Suprayidno sudah tidak layak menahkodai dinas yang cukup krusial pada pemerintahan daerah Pulau Taliabu.
( Y. Tabaika )