Prolog-Tidak hanya dimasa pandemi, berdakwah memang sangat perlu kreatifitas dan inovasi, seorang da’i mestilah melakoni diri seumpama seorang dokter yang trampil berkomunikasi dan memberikan obat yang tepat sehingga pasian sehat dan mau menuruti kehendak sang dokter untuk sehat.
Tampilan yang kaku, keras dan menakutkan tentu akan menyebabkan calon mad’u/orang yang didakwahi menjauh dan malah menolak meskipun yang disampaikan adalah kebenaran, tetapi kemasan dakwah yang menarik, bersahabat dan dibungkus dengan bumbu yang indah menawan hati akan didekati dan diterima dan akhirnya dakwah akan berhasil.
Tampilan Islam yang rahmatal lil’alamin perlu menjadi jati diri dan laku utama para da’i, sehingga para mad’u atau orang/ummat yang didakwahi dapat menerima dan mengikuti dakwah ilallah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, selanjutnya penyampaian dakwah yang penuh hikmah dan hasanah sebagaimana perintah Allah dalam Alqur’an penting menjadi startegi dan uslub dakwah.
Apalagi dimasa pandemi ini dimana ruang gerak berdakwah terbatasi dengan jarangnya pertemuan off line/tatap muka langsung, berbagai majlis ilmu terhenti akibat “social distancing” semua orang diwajibkan melakukan “psical distancing” atau menjaga jarak satu sama lain, walhasil dakwah dalam bentuk tatap muka dilarang sementara hingga suatu daerah keluar dari zona merah atau orange.
Dengan berbagai pembatasan karna pandemi covid 19, pemanfatan teknologi untuk berkomunikasi dan bekerja semakin meningkat bahkan sudah menjadi pilihan utama, baik rapat, sosialisasi, seminar yang dikenal dengan webinar dilakukan secara on line/dalam jaringan/daring, apalagi penggunanaan media sosial semakin tinggi bahkan siswa yang semula dilarang menggunakan HP androit situasi pandemi ini malah mesti dibelikan HP untuk sarana belajar online (School From Home).
Berbagai hasil survey dan penelitian dirilis bahwa penggunaan media sosial dan lama orang di layar kaca baik HP maupun laptop jauh meningkat dibanding sebelum pandemi sehingga hal ini memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi para da’i untuk memanfaatkan situasi ini untuk berkdakwah lebih kreatif dan inovatif.
Apalagi Indonesia hari ini memasuki era bonus demografi dimana jumlah generasi muda mendominasi jumlah penduduk, maka berdakwah ditengah generasi muda mestilah menjadi perhatian khusus sehingga para generasi mileneal ini dapat disiapkan menjadi generasi rabbani sebagai tonggak bangkitnya peradapan madani terutama tentunya di bumi nusantara sebagai penduduk muslim terbesar di dunia.
Maka berangkat dari latar belakang diatas yang perlu kita pertanyakan dalam makalah ini adalah apa arti penting dakwah kreatif dimasa pandemi? Dan bagaimanakah bentuk dakwah yang kreatif di masa pandemi hari ini?
Dakwah kreatif di masa pandemi
“Jadilah di antara kamu sebaik-sebaik umat yang mengajak kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-Imran : 104)
Aktivitas dakwah merupakan tugas yang mulai, ia adalah warisan tugas para nabi dan rasul dimuka bumi untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar agar setiap individu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Menurut Yusuf Qardhawani esensi dakwah adalah bermakna membangun gerakan yang akan membawa manusia ke jalan Islam meliputi aqidah dan syariah, dunia dan negara, mental dan kekuatan fisik, peradaban dan umat, kebudayaan dan politik serta jihad menegakkannya di kalangan umat Islam sendiri, agar terjadi sinkronisasi antara realitas kehidupan muslim dengan aqidahnya
Hasan Al-Banna mendefinisikan bahwa dakwah adalah mengajak dan memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam dengan menyampaikan kebenaran ilahi setiap manusia adalah tugas kerissalahan setiap orang percaya selama hayatnya.
Menurut Toha Yahya Oemar definisi dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksanan kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka didunia dan akhirat
Dari landasan ayat Alqur’an dan definisi dakwah oleh para ulama dapat disimpulkan bahwa dakwah suatu upaya mengajak ummat manusia ke jalan Islam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dengan hikmah dan hasanah bertujuan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sementara kreatif dapat kita maknai berdasarkan pengertian sebagai berikut.
Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang” (Widyatun,1999)
“Kreatifitas adalah kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru, dan menentukan kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran” (James R. Evans, 1994)
“Kreatifitas adalah suatu kemampuan berpikir ataupun melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun permasalahan secara cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat” (inginhilangingatan, 2009)
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh para tokoh psikologi di atas, maka definisi kreatif adalah kemampuan menghasilkan suatu gagasan dengan berbagai macam alternatif dan beberapa proses kreatif yang didukung oleh lingkungan sekitar.
Maka dakwah Kreatif dapat dimaknai dengan upaya yang dilakukan dengan kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu kegiatan dakwah yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, mampu membuat orang tertarik untuk mengikuti aturan dan belajar mengenai Islam.
Dakwah Kreatif hanya bisa dilakukan oleh orang yang Kreatif, yakni para da’i yang mampu memahami perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, memahami berbagai jenis dan bentuk medan dakwah sebagaimana di ajarkan oleh Rasul bahwa adat dan bahasa setempat mestilah diperhatikan dalam berdakwah. “Berbicaralah sesuai dengan kadar pendengar”, dan juga “Adat setempat/’uruf bisa menjadi salah satu referensi hukum”.
Dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian
Sebagaimana kita maklumi bahwa metode dakwah dilihat dari sarana penyampaianya terdiri dari dakwah bil al lisan (dakwah dengan lisan/perkataan/ceramah), dakwah bil al qalam (dakwah dengan pena/tulisan) dan dakwah bil al hal (dakwah dengan keteladanan dan contoh langsung)
Dilihat dari sisi pendekatan dakwah bisa dilakukan melalui fardiyah/pribadi, dakwah Ammah/umum serta dakwah khassah/khusus dalam bentuk majlis terbatas yang bersifat bersambung dengan tema yang jelas dan memiliki kurikulum.
Dilihat dari kreatifitas dakwah bisa dilakukan secara kreatif dari sisi bahasa, konten yang menarik, media serta trik penyampaian yang lugas,elegan dan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Dikaitkan dengan masa pandemi Covid 19, dengan situasi “new normal” dimana sarana berinteraksi sosial telah dominan dilakukan melalui daring/on line dan semakin tingginya penggunaan internet dan media sosial, maka dakwah kreatif bisa dioptimalkan sebagai berikut :
1.Kreatif dari sisi penyampaian baik secara lisan/ceramah maupun tulisan/gambar/flayer dan juga kreatif dari sisi pendekatan sehingga dakwah mudah diterima dan dicerna para mad’u/objek dakwah
Dalam hal ini apa yang dicontohkan oleh Aa Gym dengan dakwah menejemen qalbu, dakwah ust Salim fillah, ust orange, muzammil hasballah dengan suara merdunya dan gaya menarik generasi muda.
Begitu juga dakwah kreatif dapat dilihat dari sosok pribadi Gamal Albinsaid, M.Biomed. adalah seorang dokter, wirausahawan sosial, dan CEO Indonesia Medika. Ia menggagas berdirinya Klinik Asuransi Sampah dan Bank Sampah, dimana dengan kreatifitas ia melakukan berbagai terobosan menarik terhadap dakwah untuk peduli lingkungan dan berbagai pelatihan dan seminar yang berisi konten dakwah sehingga anak-anak mileneal menjadi terinspirasi dan menjadikan Gamal sebagai idola anak muda yang kreatif tetapi taat beragama.
Betapa tidak Gamal telah berprestasi sejak kecil, Gamal Albinsaid tak hanya untuk dirinya. Dengan konsep sampahnya orang miskin bisa tertolong hidupnya, dokter muda ini pun terus berinovasi dan dikenal sebagai entrepreneur sosial kebangggaan Indonesia. Gamal bukanlah orang sembarangan, semasa kuliah ia telah meraih 12 penghargaan ilmiah dari berbagai universitas di Tanah Air. Tak hanya itu, dia meraih penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Prize 2014 yang diselenggarai oleh University of Cambridge, Inggris, dan Unilever.
- Kreatif dari sisi pemanfatan kemajuan teknologi, dari sisi ini dakwah kreatif bisa dilakukan dengan : Membuat konten vidio kreatif dengan vidio profesional ataupun vlog pribadi yang berisi bahan ceramah yang menarik, dalam hal ini seorang da’i sesungguhnya bisa berdakwah hanya didepan HP dan meng aploud nya di you tube , WA, FB ataupun media sosial lainya, jadi sesungguhnya untuk berdakwah hari ini sangatlah mudah dan tidak perlu menemui jamaah, cukup menyiapkan bahan yang menarik, padat, sesuaikan tema dan objek dakwah lalu rekam dan sebarkan via media internet.
Sebagaimana berbagai chanel youtube yang telah dibuat oleh para asatiz nasional seperti ustaz Abdul Somad (UAS), ust Adi Hidayat, dan lainya sangatlah menunjang gerakan dakwah ditengah ummat sehingga nasrul fikrah islamiyah/ penyebaran fikrah islam semakin luas ditengah masyarakat bahkan kalangan preman yang tidak pernah ke mesjid bisa di dakwahi dengan hanya mereka menonton youtube, oleh karena itu para ustaz/ustazah agar melirik peluang dakwah melalui youtube atau platfon sejenis dalam berdakwah dengan menyiapkan konten dakwah.
Dakwah melalui meme, flayer ataupun gambar kreatif yang disuguhi potongan ayat ataupun hadis juga bisa dilakukan, jika da’i mampu mendisain bentuk gambar kreatif yang menyentuh ataun menyindir halus dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar maka akan di lihat dan dibaca oleh khayalak/publik, lalukan secara rutin dan membidik objek dakwah yang relevan, semisal sasaran adalah generasi mileneal maka buatlah konten gambar yang menarik buat mereka dan dengan bahasa gaul yang familiar dan menarik
3.Kreatif melihat medan dakwah yang beragam, seorang da’i tidak hanya bisa berdakwah di rumah ibadah tetapi juga dimana orang banyak berkumpul bisa berdakwah dengan penyampaian yang kreatif dan menarik.
Apalagi di ranah minang dimana para pemuda dan preman pengangguran menjadikan lapau sebagai tempat nongkrong ataupun diberbagai klub olah raga, maka tidak ada salahnya seorang da’i menggagas berdirinya majlis ataupun komunitas pengajian yang berpusat di lapau, sebagaimana digagas oleh seorang da’i di kecamatan Kamang Magek Kab Agam dengan mendirikan komunitas “LAPAU SURAU GURAU”, dimana para pemuda dan sopir angkot yang sering nongkrong di lapau dikumpulkan secara rutin, mereka didakwahi dengan konten yang sesuai kadar ilmu dan pemahaman mereka oleh ustaz dan tokoh masyarakat secara bergantian.
Dakwah pemuda juga bisa disambilkan dengan kegiatan olah raga baik silat dalam bentuk PANDEKA SURAU, sepak bola, volly dan lain sebagainya.
- Kreatif melihat kecendrungan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menghafal qur’an dimana hari ini tumbuh subuh pondok tahfizh, surau tahfiz dan berbagai kursus tahfizh qur’an, para da’i bisa menangkap peluang ini untuk membentuk HALAQAH QUR’AN, sebagai sarana mendekatkan masyarakat untuk Alqur’an, menghafal dan menyampaikan materi dakwah secara rutin dan sistematis.
D. Epilog
Kreatif dalam berkdakwah mestilah senantiasa dilakukan apalagi dimasa pandemi covid 19, karena masa pandemi bisa menjadi tantangan dan sekaligus peluang untuk memaksimalkan dakwah.
Berbagai inovasi bisa di munculkan dalam berdakwah terutama dakwah kepada generasi milenial yang sangat familiar dengan HP dan internet, berbagai konten dakwah bisa disiapkan oleh para da’i secara kreatif dan dapat di sebar/share melalui media youtube, Facebook, Whatsupp, twiter maupun instragram.
Dakwah kreatif juga dapat dilakukan dengan melihat kondisi medan dakwah dimana adat setempat, kebiasaan dan apa yang tren disuatu daerah bisa dilirik menjadi peluang dakwah. Seperti dakwah dilapau, di kelompok silat, dikelompok randai, group talempong, group tambua tansa dan lainya bisa menjadi lahan dakwah yang kreatif, begitu juga dakwah di lingkungan komunitas baik pencinta alam, komunitas literasi, pencinta motor jadul, kelompok hobi dan sebagainya.
Oleh : Safrudin,SS,MM