Gowa, Investigasi.news – Kebakaran hebat kembali melanda kawasan dataran tinggi di Kabupaten Gowa, tepatnya di Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, pada Kamis malam (26/9/2024). Si jago merah melahap habis tiga rumah warga dan menewaskan dua orang, Dg Rabia (51) dan anak perempuannya, Anti (28).
Menurut keterangan Agung Wirawan, salah satu tetangga korban, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. “Api dengan cepat menyebar dan menghanguskan tiga rumah milik Dg Rabia, Dg Jufri, dan Dg Tintang. Kerugian materi diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah,” jelas Agung saat ditemui di lokasi kejadian.
Rumah-rumah yang terbakar nyaris tidak menyisakan apa pun. Selain kehilangan tempat tinggal, dua sepeda motor serta sejumlah barang berharga ikut musnah dilahap api. “Korban jiwa, Dg Rabia dan anaknya Anti, ditemukan sudah tidak bernyawa di puing-puing rumah. Namun hingga kini penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan,” lanjutnya.
**Kurangnya Fasilitas Pemadam Kebakaran**
Musibah kebakaran ini menjadi sorotan serius bagi warga setempat. Ahmad Firdaus, Ketua Forum Pemuda Sabbelawang (FPS), menyatakan bahwa upaya pemadaman hanya bergantung pada sukarelawan dan masyarakat lokal. Mereka menggunakan alat-alat seadanya seperti ember dan selang air untuk mencoba memadamkan api. “Sayangnya, tiga rumah itu tidak bisa diselamatkan karena upaya pemadaman tidak sebanding dengan kecepatan api yang merambat,” ucap Ahmad.
Ahmad menambahkan bahwa kebakaran di dataran tinggi, khususnya di Kecamatan Tompobulu, sudah sering terjadi. Tidak hanya kali ini, beberapa peristiwa sebelumnya juga menelan korban jiwa dan menghancurkan harta benda. “Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena kebanyakan rumah di sini terbuat dari kayu (rumah panggung), yang sangat mudah terbakar. Api menyebar dengan cepat, dan tanpa damkar, kita benar-benar tidak berdaya,” tegasnya.
**Permintaan Damkar untuk Dataran Tinggi**
Kebutuhan akan unit pemadam kebakaran di wilayah dataran tinggi Kabupaten Gowa kini semakin mendesak. Masyarakat, melalui Forum Pemuda Sabbelawang, telah berulang kali meminta perhatian dari pemerintah daerah, namun hingga kini permintaan tersebut belum direspons secara konkret.
“Kita sudah berulang kali menyampaikan bahwa wilayah ini sangat rentan kebakaran. Dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau dan rumah-rumah kayu yang mudah terbakar, kami benar-benar membutuhkan fasilitas damkar yang memadai,” lanjut Ahmad Firdaus.
Selain itu, akses menuju lokasi kebakaran sering kali menjadi kendala. Jarak yang jauh dari pusat kota dan infrastruktur jalan yang kurang memadai membuat upaya pemadaman terlambat dilakukan. “Kalau kita punya unit damkar sendiri di dataran tinggi ini, kita bisa bertindak lebih cepat sebelum api menyebar luas,” tambahnya.
Warga berharap pemerintah Kabupaten Gowa segera bertindak dengan menyediakan sarana pemadam kebakaran di wilayah-wilayah rawan kebakaran seperti Tompobulu. “Kami tidak ingin kejadian ini terus berulang. Kehilangan nyawa dan harta benda akibat kebakaran seharusnya bisa dicegah jika fasilitas pemadam kebakaran tersedia,” pungkas Ahmad Firdaus.
Musibah kebakaran di Desa Rappolemba ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah setempat untuk lebih serius memperhatikan kebutuhan warga di dataran tinggi, terutama dalam penyediaan sarana pemadam kebakaran yang memadai.
***