Oleh: M Nazwira Hidayat Dj
Rumah adat miliki ketentuannya tersendiri dalam membangun sebuah rumah. Rumah Gadang pun sebagai tempat tinggal mempunyai ketentuan nya tersendiri dalam menentukan jumlah kamar. Jumlah kamar pada rumah adat ini bergantung pada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya.
Namun, biasanya tetap ada satu kamar tambahan di bagian belakang rumah yang dikhususkan untuk orangtua lanjut usia dan anak gadis. Untuk penghuni laki-laki, biasanya tidur di bagian luar kamar atau jika sudah beranjak dewasa, laki-laki di Minangkabau akan memilih untuk merantau.Â
Atap Rumah
Salah satu bagian rumah yang sukses membuat banyak orang terpesona adalah bagian atap rumah adat ini. Terbuat dari ijuk serta memiliki bentuk menyerupai tanduk kerbau sehingga melambangkan kemenangan suku Minang dalam perlombaan adu kerbau di Pulau Jawa.
Bentuk atap yang melengkung dan runcing ke atas juga sering disebut dengan kata gonjong. Maka tak heran jika dijuluki rumah bagonjong. Bentuk gonjong yang runcing diibaratkan seperti harapan untuk mencapai Tuhan. Desain atap yang melengkuk juga berfungsi untuk menahan curahan hujan dan tidak membebani bangunan di bawah nya.
Tiang Rumah
Lain dengan tiang rumah biasanya, tiang pada Rumah Gadang tidak ditanamkan ke tanah tetapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Hal ini bertujuan jika terjadi gempa, Rumah Gadang akan bergerak di atas batu datar tempat tiang itu berdiri.
Biasanya tiang yang digunakan berasal dari pohon juha. Sebelum digunakan untuk tiang rumah, pohon juha direndam di dalam kolam selama bertahun-tahun sehingga menghasilkan tiang yang kuat dan kokoh. Jadi tidak heran, tiang rumah adat ini berumur sangat tua.
Ukiran
Keunikan yang terlihat dari rumah adat Minangkabau ini salah satunya disebabkan oleh ukiran – ukiran pada bagian dinding bangunan nya. Tak jarang ukiran tersebut diwarnai dengan warna – warna yang mencolok sehingga rumah adat Minangkabau tersebut terlihat sangat unik dan menarik.
Biasanya, ukiran pada rumah adat ini bermotif flora dan fauna. Tidak hanya sebagai unsur dekoratif saja, ukiran pada bangunan rumah adat Minangkabau ini pun memiliki makna, yaitu keselarasan masyarakat Minangkabau dengan alam di sekitarnya.
Tidak mengunakan Paku
Biasanya sebuah paku memiliki peran penting dalam sebuah pembangunan rumah. Namun berbeda dengan rumah adat yang satu ini. Rumah adat Minangkabau ini dibangun tanpa menggunakan paku untuk menggabungkan tiap bagian kayu guna membentuk sebuah rumah.
Sebagai gantinya, alat penyambung yang digunakan adalah pancang yang juga terbuat dari kayu. Ketika terjadi gempa setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu bergoyang. Konstruksi itulah yang membuat rumah gadang menjadi tahan gempa.
Tangga
Dalam membuat tangga, tentu tidak boleh sembarangan bagi rumah adat ini. Tangga dalam rumah gadang hanya memiliki satu tangga di setiap rumah. Tangga tersebut terletak di setiap pintu depan rumah.
Tidak sekedar jumlah, ternyata satu tangga ini mempunyai makna yang berkaitan erat dengan agama Islam yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Hal ini memiliki arti, percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Pembagian Ruang
Rumah Gadang memiliki 2 bagian yaitu lanjar dan ruang lepas. Cara pembagian ini ditentukan dari arah banjar tiang, yaitu tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandakan lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menunjukkan ruang.Â
Di bagian depan, Rumah Gadang biasa nya memiliki dua bangunan Rangkiang atau lumbung padi. Bagian sisi Ruang Gadang juga memiliki Anjuang atau tempat penobatan kepala adat atau pengantin.