Teluk Wondama, Investigasi.news – Kondisi mengenaskan masih menyelimuti infrastruktur jalan di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Ruas jalan provinsi yang menjadi penghubung utama ke Trans Papua mengalami kerusakan berat dan nyaris tak bisa dilalui, terutama saat musim hujan. Jalur yang mestinya menopang konektivitas dan distribusi ekonomi itu justru menjadi simbol keterbatasan akses dan kelalaian negara.
Kerusakan ini telah berlangsung lama, namun belum ditangani secara serius oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun pihak pelaksana dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Papua Barat, tepatnya di bawah koordinasi PPK 4.2. Akibatnya, akses ke Manokwari, Kaimana, dan Nabire kerap terputus, terutama di titik-titik jalan yang harus melintasi sungai tanpa jembatan.
“Sudah bertahun-tahun rusak. Kalau hujan, kendaraan tidak bisa lewat karena sungai meluap. Tapi tetap saja tidak ada tindakan nyata. Kami seperti dilupakan,” ungkap seorang warga kepada Investigasi.news, Kamis (1/5/2025).
Jalan yang rusak ini bukan sekadar jalur logistik, tapi satu-satunya akses menuju layanan kesehatan, pendidikan, dan pusat ekonomi masyarakat. Ketika jalan hancur, seluruh roda kehidupan warga ikut mandek. Banyak yang menyebutnya sebagai wajah nyata ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah, khususnya di wilayah-wilayah terpencil seperti Teluk Wondama.
Tokoh adat setempat menegaskan bahwa kerusakan ini tidak bisa dianggap remeh. “Jalan adalah wajah negara. Ketika rusak dan dibiarkan, itu sama saja negara absen di sini,” tegasnya.
Warga dan tokoh masyarakat kini mendesak keras agar BPJN Papua Barat dan Pemprov segera bergerak cepat memperbaiki ruas jalan ini, disertai transparansi anggaran dan target waktu pelaksanaan yang jelas. Mereka menolak janji kosong dan menuntut tindakan nyata dari pemerintah.
Hingga laporan ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas PUPR Papua Barat maupun BPJN terkait kepastian waktu perbaikan. Sementara itu, masyarakat terus bertaruh nyawa dan harapan di jalan yang tak kunjung disentuh pembangunan.
Jhonsa