Malut, Investigasi.News – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak kelahirannya pada 5 Februari 1947 telah memproklamasikan misi suci: “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Misi ini terangkum dalam lima pilar Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) dan diwujudkan melalui konsep Insan Cita—manusia yang beriman, berilmu, beramal, berakhlak, dan bertanggung jawab sosial.
Tadi malam telah berlangsung acara pembukaan Intermediate Training HMI Tingkat Nasional dengan tema “Kontekstualisasi Nilai-nilai Insan Cita Sebagai Basis Penguatan Karakter, Moralitas Intelektual Profetik Menuju Kesinambungan Peran HMI” tema yang diangkat ini bukanlah sekadar gagasan abstrak. Tema ini menjadi pusat perbincangan sekaligus tema sentral kegiatan Intermediate Training HMI Tingkat Nasional di Sanana. Melalui forum ini, para kader HMI dari berbagai cabang di Indonesia berkumpul untuk membedah relevansi Insan Cita dalam konteks sosial, politik, dan peradaban hari ini, sambil merumuskan strategi konkret agar peran HMI tetap signifikan di tengah perubahan zaman.
Seperti diingatkan oleh cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid, HMI tidak boleh terjebak menjadi “klub politik kampus” atau sekadar mesin organisasi, melainkan harus menjadi “lokus kaderisasi intelektual dan moral profetik” yang relevan menjawab tantangan zaman. Inilah yang coba dibangun dalam forum Intermediate Training tersebut: mempertemukan tradisi intelektual dengan praksis sosial, menggabungkan ketajaman analisis dengan kepekaan nurani, serta menguatkan integritas moral kader sebagai bekal kepemimpinan.
Kontekstualisasi nilai-nilai Insan Cita berarti menerjemahkan prinsip ideal ini ke dalam praksis yang menjawab realitas kontemporer. Misalnya, penguatan iman tidak hanya sebatas ritualitas, tetapi juga membangun kesadaran tauhid sosial yang menolak segala bentuk kezaliman. Ilmu tidak hanya dikejar untuk gelar, tetapi untuk menciptakan inovasi dan gagasan solutif. Amal dan akhlak tidak sekadar retorika dalam forum kaderisasi, tetapi menjadi teladan nyata dalam advokasi kebijakan publik, pendampingan masyarakat, dan pembelaan terhadap kaum lemah.
Prof. Azyumardi Azra pernah menegaskan bahwa intelektual Muslim harus mengembangkan moralitas profetik, yakni kombinasi antara visi kenabian, komitmen terhadap kebenaran, dan keberpihakan pada kemanusiaan. HMI—dengan warisan ideologisnya—memiliki modal besar untuk mengaktualisasikan moralitas ini, asalkan berani melakukan revitalisasi metode kaderisasi yang tidak hanya menekankan aspek formalitas organisasi, tetapi juga penguatan kapasitas analitis, literasi kritis, dan keberanian berpikir out of the box.
Kontekstualisasi ini menjadi krusial demi kesinambungan peran HMI sebagai agent of change, guardian of value, dan social engineer. Dalam sejarahnya, HMI telah melahirkan tokoh-tokoh nasional yang memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa. Tetapi, kesinambungan itu tidak otomatis terjaga. Tanpa pembaruan ide dan konsistensi nilai, HMI berpotensi mengalami degradasi eksistensial, di mana kadernya terjebak pada pragmatisme jangka pendek dan kehilangan orientasi peran strategis.
Keresahan saya terletak pada realitas bahwa relatif sedikit kader HMI yang mampu melahirkan ide dan gagasan dalam bentuk konsep utuh yang dapat diimplementasikan. Banyak yang terampil berdebat, tetapi belum terlatih menulis gagasan kebangsaan secara sistematis; aktif dalam kegiatan organisasi, tetapi belum membangun basis pemikiran yang matang. Jika hal ini dibiarkan, maka jarak antara cita-cita Insan Cita dan kenyataan akan semakin lebar.
Maka, saya meyakini bahwa penguatan karakter, moralitas intelektual profetik, dan keberanian berpikir kritis adalah jalan untuk menghidupkan kembali roh perjuangan HMI. Kontekstualisasi Insan Cita bukan sekadar jargon dalam buku pedoman, tetapi harus menjadi praksis hidup dalam setiap denyut aktivitas kader, agar HMI tetap menjadi rumah ide, benteng moral, dan pabrik kepemimpinan bagi masa depan bangsa.
Akhirnya Saya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Intermediate Training HMI Tingkat Nasional di Sanana
Fagudu, 2 Agustus 2025
Yakin Usaha Sampai
Oleh: Mohtar Umasugi (Alumni HMI Cabang Ternate).



