Iklan bank Jatim

Usai Disampaikan PJ Walikota, DPRD Kota Malang Juga Soroti ‘Mbois Ilakes’

More articles

Malang, Investigasi.news – Pada Rapat paripurna yang digelar DPRD Kota Malang, Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr Ir Wahyu Hidayat, MM langsung menjawab sejumlah pertanyaan anggota DPRD Kota Malang dalam penyampaian jawaban Wali Kota atas pemandangan umum fraksi terhadap Ranperda APDB tahun anggaran 2024, yang digelar di ruang rapat paripurna DPRD Kota Malang, pada Rabu 22 November 2023.

“Ini menindaklanjuti pandangan umum fraksi DPRD Kota Malang dalam rapat paripurna, Senin 20 November 2023, salah satu yang disampaikan Pj Wali Kota Malang adalah terkait pertanyaan jargon, ‘Mbois Ilakes’ yang biasanya ‘Malang Bermartabat’, ucap PJ Walikota saat mengawali rapat paripurna yang sudah dibuka Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika.

“Jadi Mbois Ilakes itu, akronim dari mandiri, berbudaya, optimis, indah, sejahtera, inovatif, lestari, adaptif, kolaboratif, efisien dan sinergi. Karena kami, sebagai orang Malang,” terang PJ.

Ia mengaku, bahwa hal itu sebenarnya sudah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan, baik secara lisan dan lainnya. Bahkan, sudah ada surat edaran Wali Kota, termasuk sosialiasi ke OPD.

Baca Juga :  Resmi dilantik ini Daftar Anggota DPRD Tanah Datar Periode 2024-2029 Terpilih

sudah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan, baik secara lisan dan lainnya. Bahkan, sudah ada surat edaran Wali Kota, termasuk sosialiasi ke OPD.

“Ya, sekalian ngepaskan satu bulan setelah pelantikan. Makanya, hari ini saya menjawab sejumlah pertanyaan dari dewan, termasuk tentang Mbois Ilakes,” lanjut Wahyu.

Anggota DPRD Kota Malang Saat berjalannya rapat paripurna. (Foto: Hms)

Hal lain yang juga menjadi jawaban, adalah terkait perbaikan drainase, pengecekan emisi gas buang berpengaruh dengan kondisi pecemaran udara, penataan Kayutangan heritage, pengecekan gedung sekolah dan beberapa jawaban lainnya.

“Termasuk, kondisi pasar Blimbing dan pasar Gadang, masih ada PKS. Sedangkan untuk Pasar Besar, yang masih terus dikomunikasikan,” lanjutnya.

Prosesi jawaban Wali Kota itupun saat itu sempat diinterupsi dari anggota dewan. Menurutnya, selain jawaban itu sudah ada soft copynya, juga masih akan didalami dalam hearing.

Baca Juga :  Anggota DPRD Musi Rawas Fraksi Gerindra Yani Ujud Santuni Anak Istimewa

“Ini menunjukkan, para anggota dewan itu kritis. Dan jawaban walikota, juga normatif. Sering kami ingatkan, untuk jawaban lebih tekhnis. Apalagi, masih akan didalami dalam hearing hearing. Jadi masih panjang, prosesnya. Sampai tanggal 30 Nopember,” terang Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, saat dikonfirmasi.

Disinggung dengan pengertian Mbois ilakes, ia menyebut, hal itu adalah luar biasa. Namun demikian, dirinya menyayangkan karena kurang sosialiasi sehingga memungkinan untuk dimaknai yang berbeda.

Sementara itu, DPRD Kota Malang kini juga tengah menyoroti jargon baru dari Pemerintah Kota Malang, yaitu ‘Mbois Ilakes’ tersebut. Dimana, jargon itu selalu dilantangkan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dalam setiap kegiatannya.

Seperti yang dikatakan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, bahwa di Kota Malang, itu masyarakatnya sangat heterogen. Mulai dari tua hingga muda. Sehingga, penafsiran atau makna dari kata tersebut bisa berbeda-beda.

“Anak muda menerjemahkan mbois itu ada sendiri. Orang tua ada yang menerjemahkan artinya, juga ada sendiri dan beberapa masyarakat juga memiliki terjemahan mbois sendiri-sendiri,” kata Made.

Baca Juga :  Lagi, Syamsul Hadi Pimpin Perumda Tirta Kanjuruhan

Kemudian dikatakannya juga, jika pihaknya juga baru mengetahui makna dari jargon tersebut saat mengikuti agenda Paripurna terkait ‘Penyampaian Jawaban Wali Kota Malang dalam Pembahasan RAPBD 2024’. Dimana makna dari Mbois Ilakes yaitu, Mandiri, Berbudaya, Optimis, Indah, Sejahtera, Inovatif, Lestari, Adaptif, Kolaboratif, Efisien dan Sinergi.

“Jujur, di sini saya sampaikan baru kali ini mendengar singkatan Mbois Ilakes. Makanya saya tidak pernah menyampaikan jargon itu, tapi setelah saya tahu singkatannya, itu akronim yang luar biasa. Siapa yang tidak mau seperti itu? Nah inilah jangan diplesetkan yang lain-lain,” jelasnya lagi.

Karena itu, pihaknya berharap mengenai makna dari jargon tersebut bisa disosialisasikan, agar tidak menimbulkan multitafsir. “Ini lah kelemahan kita yang kurang sosialisasi. Seolah-olah jargon ini hanya untuk kita, apalagi kata-kata itu untuk jargon baru. Karena kalau tang sebelumnya bermartabat itu kan jelas, akronim bermartabat itu ada juga singkatannya,” katanya.

(ADV)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest