Malut, Investigasi.news – Pemadaman aliran listrik (mati lampu-red) yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, belakangan ini semakin meresahkan.
Hal ini kemudian banyak dikeluhkan masyarakat yang menjadi pelanggan PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Pasalnya pemadaman terjadi hampir setiap hari, kemudian terjadi pada jam-jam krusial saat masyarakat tengah menjalankan ibadah.
Dalam status di media sosial Facebook (FB) yang dipantau media ini (21/1), salah seorang warga kepulauan Sula yang menjadi pelanggan PLN ranting Sanana menuliskan pada wall akun miliknya.
“Mohon perhatiannya Pemda Sula, kepada 01 (Bupati Sula-red), kalo seperti ini mana kita mau bahagia, mau buka puasa mati lampu, mau sahur juga mati lampu”, tulis warga Sula tadi dengan akun Izma Novana, yang diketahui sedang menunaikan puasa bulan Rajab.
Warga Sula lainnya juga mengeluhkan, bahwa pemadaman terjadi jelang ibadah sholat maghrib-isya.
โSelalu seperti ini, jelang Maghrib sampai Isya itu selalu mati, jelas ini mengganggu kita saat jam beribadah”, tulis seorang warga Sula di group WA Informasi Sula.
Dan pemadaman ini bukan hanya terjadi di Sanana yang menjadi kota Kabupaten Kepulauan Sula, akan tetapi terjadi juga di desa-desa.
Namun anehnya, meski pemadaman aliran listrik terjadi setiap hari, bahkan sampai 6-7 kali sehari, Jamal Amas Kepala PLN ranting Sanana nampak santai, bahkan dia tidak pernah mau menanggapi keluhan warga sekedar menjelaskan apa sebenarnya masalah yang terjadi, hal ini yang kemudian membuat warga yang menjadi pelanggan PLN di Sula kesal, dan mendesak mundur Jamal, namun itu pun tidak membuat Jamal Amas panik, dan nampaknya dia santai sambil menikmati keadaan yang ada.
( RL )