Isak Tangis Seorang Nenek Melawan Derasnya Gelombang Kehidupan Setelah Ditinggal Pergi Suami Dan Dua Orang Anak Nya

More articles

Oleh : Gia Wiranda

Kisah Nyata Ini Terjadi Di Kota Solok, Tentang Seorang Nenek Yang Hidup Sebatang Kara Di Kawasan Jalan Syeh Kukut, Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Tanjung Harapan, Daerah Setempat, Sehari harinya Untuk Penyambung Hidup, Sang Nenek Hanya Berharap Dari Belas Kasihan Warga, Sementara Itu Sampai Saat Ini, Sebelum Ajal Datang Menjemputnya, Sang Nenek Sangat Berharap Agar Dapat Bertemu Kembali Dengan Suami Dan Anak Anaknya Yang Telah Lama Pergi Meninggalkannya.

Sebut saja namanya Nenek Mariam (nama samaran), terpaksa bertahan hidup dari belas kasihan warga setempat, setelah ditinggal pergi suami dan dua orang anaknya, yang konon katanya, sudah beberapa tahun berpamitan untuk mengadu nasib ke Jakarta, namun sampai sekarang tidak kunjung ada kabar beritanya.

Nenek Mariam yang sekarang ini telah berusia diatas 72 tahun, sepantasnya berhak untuk menikmati kebahagiaan bersama suami, anak anak, dan cucunya dikala senja kehidupannya itu, namun dalam kenyataannya, ia terpaksa harus bertarung sendirian melawan kerasnya kehidupan yang semakin menggila seperti dimasa Pandemi yang disebabkan oleh serangan Virus Corona sekarang ini, didalam kesendiriannya itu, Nenek Mariam menempati sebuah gudang yang telah direhab layaknya menjadi sebuah tempat tinggal, dan diserahkan oleh pemiliknya secara gratis kepada Nenek Mariam, sebagai tempat untuk berteduh dari teritnya matahari, dan dinginnya cuaca disaat malam telah tiba.

Dan Mirisnya, disuatu ketika terlontar dari mulut Sang Nenek, bahwa ia merasa dua anak yang ia miliki, seakan akan menganggapnya telah tiada, dan dikatakannya, jangankan untuk mencurahkan sedikit belas kasihan atau memberikan perhatian kepada orang yang telah melahirkan dan membesarkannya itu, berkunjungpun enggan dilakukannya, sehingga Nenek Mariam pun sampai saat ini tidak mengetahui lagi dimana keberadaan mereka.

Sekarang hidupnya yang bergelimang dengan kesedihan itu, juga terhimpit oleh kerinduan untuk dapat bertemu dengan keluarganya, dan ia selalu berdoa, agar dapat berkumpul kembali sebelum Tuhan memerintahkan Malaikat Izrail datang menjemputnya.

Baca Juga :  Wawako Beserta Jajaran Presentasi KUA PPAS Perubahan Anggaran Th 2023

” Walaupun apa yang terjadi, mereka tetap buah hatiku yang sangat ku sayangi, dan disetiap waktu tiba, aku selalu berdoa untuk kebahagiannya, dan berharap dapat berkumpul kembali sebelum ajal datang memanggil ”

“Nenek tidak mengharapkan apapun dari mereka, yang Nenek Mau hanyalah kedatangan mereka ” ucap Sang Nenek dengan tampa terasa air mata telah membasahi kedua pipinya yang keriput itu.

Diketahuinya nasib malang yang dialami oleh Nenek Meriam sejak belasan tahun itu, diawali dari program Sosial Kemasyarakatan yang sedang digerakan oleh dinas Sosial Pemerintah kota Solok yang saat ini dipimpin oleh Zul Fadli Ilyas, SH.MP, dan dari programnya itu, dinas tersebut sekarang ini terfokus dalam menyantuni seluruh lansia dan lansia terlantar yang ada didaerah setempat, dan sudah pasti gerakan sosial kemasyarakatan itu, dilaksanakannya disela program program pokok lainnya yang telah menjadi Tupoksinya dan juga wajib terselesaikan sesuai target waktu yang telah ditentukan.

Sesuai juklak dan juknis program kegiatan yang dikemasnya itu, menginventarisir jumlah lansia terlantar dan lansia yang layak untuk disantuni, menjadi langkah awal yang harus dilakukan oleh dinas tersebut, dan
selanjutnya dinas Sosial menunjuk Pokja yang nantinya juga akan bertindak sebagai pendamping untuk mengurus segala urusan administrasi serta realisasi santunan yang akan diberikan kepada calon penerima yang telah terdata secara lengkap dan akurat.

Setelah semuanya terkemas rapi, bantuan berupa makanan, asupan gizi, vitamin untuk kesehatan para lansia dan lansia terlantar, dan beberapa lembaran uang rupiah pun segera diluncurkan, dan sebagai pimpinan didinasnya itu, Zul Fadli Ilyas lansung ikut turun kelapangan disetiap hari pertama bantuan akan diberikan.

Dari kesaksian Kadis Sosial itu, disuatu ketika saat jam kerja berlansung, tepatnya pada Rabu pagi, 4 Agustus 2021, Zul Fadli Ilyas dan rombongan kembali memberikan bantuan terhadap Lansia dan lansia terlantar untuk kawasan kecamatan Tanjung Harapan, kota Solok, sehingga akhirnya robongan itupun sampai ditempat Nenek Mariam.

Setelah mengucapkan salam dan berbincang ringan, bantuanpun segera diberikan, namun tetesan air mata dan insak tangis Sang Nenek saat menerima bantuan tersebut, membangkitkan rasa kasihan yang mendalam dari hati ketua rombongan tersebut, dan rasa ingin tau sebab dari hal itu, membuat Zul Fadli Ilyas memberanikan diri untuk bertanya lebih dalam lagi.

Baca Juga :  Wawako Exit Meeting Bersama BPK RI Provnsi Sumbar

Dari keterangan Kadis Sosial tersebut, awalnya Sang Nenek enggan untuk menceritakan penderitaan dan kesedihan yang telah lama dialaminya itu, namun sebagai seorang Birokrasi yang telah terlatih, akhirnya Zul Fadli Ilyas berhasil mengungkap tabir dibalik semuanya itu.

Zul Fadli Ilyas mengatakan, menurut cerita Sang Nenek, setelah dahulunya berumah tangga, keluarga itu dikarunia dengan sepasang buah hati mereka, yakni satu anak perempuan dan seorang anak laki laki, namun disuatu ketika, karena kerasnya gelombang kehidupan, Sang Suami memutuskan untuk mencoba mengadu peruntungan di pulau Jawa, dan setelah berpamitan suaminyapun pergi dengan membawa anak perempuan satu satunya itu.

Sejak kepergiannya itu sekitar beberapa puluh tahun yang lalu, Nenek Mariam tidak pernah lagi menerima atau mendengar kabar tentang mereka, dan mirisnya, disaat kondisi yang semakin memperhatinkan, Sang Nenek juga ditinggal pergi oleh anak laki laki satu satunya yang masih ia milki tersebut, yang katanya, sejak meninggalkan rumah dikala itu, sampai sekarang juga belum kunjung kembali, apakah ia masih berada dikota Solok atau pergi menyusul ayahnya keperantauan.

” Kini Saya hanya sebatang kara, Tampa saudara dan siapapun, dan untuk penyambung hidup, hanya dari belas kasihan warga yang ada, setiap saat sayapun saya selalu berdoa, agar dapat bertemu kembali dengan mereka sebelum menghadap kepada Yang Maha Kuasa” ungkap Zul Fadli Ilyas menirukan ucapan Nenek Mariam.

Lebih jauh Kadis Sosial Pemko Solok itu menceritakan, setelah lama ditinggal pergi oleh suami dan anak anaknya tersebut, akhirnya disuatu hari Nenek Mariam mendapat khabar dari salah seorang kenalannya yang masih berdomisili dikota Solok, dan mengatakan, bahwa suami Nenek Mariam tersebut telah lama meninggalkan dunia, namun disaat Sang Nenek menanyakan tentang anak perempuannya yang dulunya ikut keperantauan, ia tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya itu.

Baca Juga :  DLH Kota Solok Lakukan Penanaman Bunga di Taman Partisipan Simpang Sigege

” Diusia yang semakin senja ini tidak adalagi yang dapat Nenek lakukan, kecuali berharap dan terus berdoa, dan bantuan ini sangat berarti untuk penyambung hidup Nenek, Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan ini ” ucap Sang Nenek yang masih meneteskan air matanya itu.

Setelah menjadi kesaksian dari kisah hidup yang diceritakan oleh Nenek Mariam tersebut, Zul Fadli Ilyas menyampaikan apa yang telah dia dengar itu kepada walikota Solok, H.Zul Elfian Umar dan wakil walikota Solok, Dr.Ramadhani Kirana Putra, dan sesuai intruksi yang diberikan oleh pimpinannya tersebut, sejak saat itu Nenek Mariam terdaftar sebagai lansia terlantar yang sepenuhnya akan menjadi tanggungan pemerintah daerah setempat.

Dan dikatakannya, adapun bentuk tanggung jawab yang akan diberikan, antara lain adalah, memenuhi kebutuhan sehari hari Sang Nenek seperti kebutuhan makan, asupan gizi dan vitamin, serta akan memberikan santunan berupa uang tunai yang telah disediakan.

Dan upaya lain yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Pemko Solok, untuk mensejahterakan masyarakat yang ditemui bernasib sama dengan Nenek Mariam atau yang terdaftar sebagai Lansia Terlantar, seperti biasanya, semuanya akan dirawat di Istana Lansia atau disebut juga dengan Rumah Singgah, mereka akan dijemput kediaman masing masing pada pukul 8 pagi dan diantarkan kembali pada jam 4 sore.

Selama di Istana Lansia, selain mendapatkan perawatan dan kebutuhan harian lainnya, mereka juga akan diajak senam untuk kesehatan jasmani mereka, serta mengikuti kegiatan keagamaan seperti mengaji, membaca Showat, dan Sholat berjamaah, namun Zul Fadli Ilyas mengatakan, sekarang ini kegiatan itu baru akan kembali direncanakan, setelah sebelumnya sempat terhenti karena Pandemi virus Corona yang terjadi saat ini.

Adapun segala bentuk biaya yang dikeluarkan dari kegiatan itu, Kadis Sosial pemerintah kota Solok mengatakan, seluruhnya dijamin dan dikeluarkan dari APBD Kota Solok… (Bersambung)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest