Kota Solok. Investigasi.News
Walikota Solok, H.Zul Elfian Umar, bersama wakilnya Dr Ramadhani Kirana Putra, akan mencopotan jabatan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang tidak memiliki Kompetensi, dan ditegaskannya, pemerintah dan masyarakat hanya membutuhkan pejabat yang memiliki pengetahuan, sikap, nilai, pemahaman, dan kemauan untuk bekerja.
Ungkapan yang menjadi sebuah sinyal sebelum mutasi ataupun rotasi jabatan dilakukannya itu, disampaikan walikota Solok saat memimipin rapat koordinasi bersama seluruh kepala OPD yang ada dilingkungan pemerintahan kota Solok, Kamis, 26 Agustus 2021, diruangan rapat orang nomor satu dipemerintahan tersebut.
” Ibarat dalam sebuah tim sepak bola, apabila ada pemain yang cidera, wajib untuk diistirahatkan, dari menggangu alur permainan yang telah direncanakan ” ungkap walikota Solok.
Terpantau saat itu, suasana sentak saja menjadi panas, walaupun rakor dilansungkan dalam ruangan yang dilengkapi dengan pendingin, sementara itu, sebelumnya rakor diagendakan untuk melakukan evaluasi, koordinasi, ataupun konsultasi terhadap beberapa permasalahan terkait dengan tupoksi yang ada pada masing masing OPD tersebut.
Ditengah perubahan suasana yang terjadi, penegasan walikota Solok, dikuatkan oleh paparan yang disampaikan Dr.Ramadhani Kirana Putra, dalam hal itu dikatakannya, amanah merupakan sebuah kepercayaan yang harus dipertanggung jawabkan, dan disaat seseorang mau dan menerima amanah yang diberikan, memiliki arti bahwa ia mampu untuk melaksnakan apa yang menjadi tupoksi didalam amanah yang diberikan.
Berdasarkan dari pada itu, wakil walikota Solok menegaskan, OPD harus mampu menjalankan kewenangan yang telah diberikan, dan dikatakannya, kesuksesan dalam menjalankan tupoksi yang ada, akan menjadi tolak ukur untuk hari yang akan datang.
Disela kesempatannya itu, wakil walikota Solok juga menyampaikan, bahwa OPD harus membangun komunikasi yang baik dengan Forkompimda, dan unsur masyarakat lainnya, dan dari komuniksi yang terbangun, akan membantu OPD dalam menjalankan tupoksi yang harus dipertanggung jawabkan tersebut.
(Gia Wiranda)