Iklan bank Jatim

Limapuluh Kota Borong Penghargaan Pada Harganas Ke-29 Tingkat Sumbar

More articles

Limapuluh Kota, Investigasi.news – Kabupaten Limapuluh Kota borong penghargaan dalam rangkaian Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tingkat Sumatera Barat. Diantaranya, Terbaik I untuk kategori Pelayanan Keluarga Berencana Serentak Sejuta Akseptor untuk Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan kategori Lomba Poster Digital untuk IPEKB Limapuluh Kota.

Sementara untuk perseorangan memperoleh Terbaik II Kategori Apresiasi Tenaga Lini Lapangan Kategori PLKB Non PNS untuk Rila Karmila, A.Md serta Terbaik III Kategori Tenaga Lini Lapangan PNS Nafriyanti, A.Md. Piagam Penghargaan Terbaik I untuk DPPKBPA diserahkan langsung Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi kepada Sertifikat Penghargaan untuk DPPKBPA diserahkan langsung Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Bupati Limapuluh Kota diwakili Sekretaris Daerah Widya Putra pada puncak Peringatan Harganas ke-29 Tingkat Sumatera Barat, di Padang, Senin (04/07/2022).

Informasi prestasi Limapuluh Kota disampaikan oleh Kepala DPPKBPA Tien Septino kepada Tim Kominfo, Rabu (06/07/2022). Sementara terkait prestasi ini, Sekda Widya Putra mengatakan, “Alhamdulilah, Limapuluh Kota mendapat penghargaan terbaik, ini akan memotivasi kita untuk terus melaksanakan pembangunan keluarga yang fokus kepada keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui Keluarga Berencana, termasuk juga bagaimana menekan angka stunting.”

Baca Juga :  Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan dan Bahaya TB, Bupati Safaruddin Ajak Masyarakat Cek Kesehatan Berkala

Mengutip dari laman resmi BKKBN, secara nasional Perayaan Harganas 2022 mengambil tema ‘Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting’. Keluarga-keluarga Indonesia saat ini masih berhadapan dengan stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Disebutkan bahwa satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting. Stunting berdampak pada kondisi fisik berikut kemampuan kognitif anak sehingga berdampak pada masa depannya. Perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. karena menjadi titik tolak upaya pencegahan stunting.

Masih pada laman yang sama, Hari Keluarga Nasional (Harganas) dirayakan tiap 29 mengadopsi momen para pejuang kemerdekaan RI kembali pada keluarganya pada 29 Juni 1949 atau seminggu setelah Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Di hari yang sama, Gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional pun dimulai. Di sini mulai timbul kesadaran bahwa pembangunan keluarga diarahkan untuk fokus pada keluarga kecil bahagia sejahtera lewat KB. Gagasan ini disetujui Presiden Soeharto. Kemudian Harganas lahir pada 1992 dan dirayakan tiap 29 Juni. Peringatannya secara nasional dicanangkan pertama kali pada 1993 di Lampung.

Baca Juga :  Komitmen Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Guru TPQ, MDTA, Imam, dan Gharim, Pemkab Lima Puluh Kota diganjar Penghargaan BPJS Ketenagakerjaan

Dalam sambutannya pada puncak Peringatan Hari Keluarga ke Tingkat Sumatera Barat Gubernur Mahyeldi, sebagaimana dikutip Kepala DPPKBPA menekankan pentingnya menyiapkan generasi sehat secara dini menuju Indonesia Emas 2045. Dia mengatakan salah satu agenda penting untuk menggapainya adalah menekan angka stunting di tiap-tiap kabupaten/ kota di Sumatera Barat. Terlebih hingga kini prevalensi angka stunting di Sumbar 23,3 pada tahun 2021, sementara target nasional angka prevalensi stunting di Indonesia ditetapkan sebesar 14 persen pada 2024. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Sumatera Barat masih 23,3 persen di tahun 2021.

“Kita perlu fokus untuk melakukan intervensi menurunkan angka stunting, untuk menyiapkan Generasi Emas 2045,” ujar Gubernur Mahyeldi. Sedangkan untuk Kabupaten Limapuluh Kota, kata Kepala Dinas Tien Septino mengatakan untuk SSGI persentase prevalensi stunting 8,3 persen, sedangkan untuk e-PPBGM (Pencatatan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat) 8,2 persen.

Baca Juga :  Pertama Kali, Nagari Sitapa dan Sungai Kamuyang Terima Sertifikat HPL Tanah Ulayat dari Menteri ATR/BPN

“Secara rata-rata kita masih di bawah angka propinsi, namun kita tak boleh lengah, persentase prevalensi mesti terus diturunkan dengan melakukan intervensi program, dengan meningkatkan status gizi dari hulunya, yakni ibu hamil, sehingga tidak lahir anak yang stunting,” jelas Tien Septino. Untuk melakukan intervensi, DPPKBPA merujuk kepada angka e-PPBGM, yang sudah memetakan kasus stunting secara detil yang memuat _data by name_ _by adress_. (Amr)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest